Sehat itu anugerah. Tetapi terkadang tanpa kita minta sakit bisa datang kapan saja.
Hari Sabtu pagi beberapa hari sebelum Natal tiba, saya masih tidur. Sissy, kucing kami yang tidur di ruang tamu mengeong. Biasanya dia ingin turun ke ruang bawah atau keluar rumah.
Sissy, seekor kucing yang kami pelihara sejak usianya masih beberapa minggu. Ia ditemukan tetangga, dan diserahkan pada kami karena  tetangga yang lain di sekitar rumah kami sudah memiliki hewan peliharaan.Â
Sissy bukan kucing rumahan. Ia bebas keluar masuk melalui pintu kucing di rumah bawah, dimana tempat makanan dan  tempat tidurnya berada. Hanya pada saat musim dingin seperti sekarang ini dia lebih suka berada di dalam rumah, tidur di samping perapian. Bisa dimengerti karena di rumah bawah suhunya lebih dingin.
'Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak.'
Mendengar Sissy mengeong, maka saya langsung turun. Mungkin masih mengantuk, tidak sadar bahwa mestinya masih 2 anak tangga yang harus saya tapaki. Jatuh. Sakitnya tak terkira.
Saat kejadian ini suami saya sedang dalam penerbangan panjang  kembali dari tugasnya di luar negeri. Saya harus menunggu hingga ia tiba di rumah.
Singkat cerita, setelah di-rontgen, dokter mengatakan  tidak ada tulang yang patah. Tetapi otot telapak kaki saya bermasalah. Saya harus menggunakan sepatu orthese dan berjalan menggunakan alat bantu jalan Kruecke. Untuk menapakkan kaki pun tidak mungkin, apalagi berjalan normal.
Situasi seperti ini mungkin tidak terlalu merepotkan jika kita memiliki keluarga atau kerabat di dekat tempat tinggal kita. Atau misalnya di Indonesia, mungkin relatif lebih gampang diatasi.
Asisten rumah tangga tidak dikenal di Jerman. Warung makanan yang menjual sarapan pagi atau pedagang keliling hanya ada dalam angan-angan. Semua harus dikerjakan sendiri.