Seorang kaya raya yang sedang kritis di Rumah Sakit menyampaikan pesan kepada istrinya. "Ma, maukah mama berjanji, kalau papa mati, tariklah semua uang papa di bank. Ambil dan masukan semua uang itu ke dalam peti papa".Â
Mendengar itu sang Istri terkejut, "Uang papa di bank 'kan tidak sedikit, Pa?".
Tampak kesal, "Apa uang dan harta kekayaan yang papa berikan ke mama belum cukup?". "Cukup, Pa", sahut istrinya. "Ya sudah, ikuti saja apa kata papa. Lagi pula anak-anak telah papa wariskan kekayaan yang cukup. Papa tidak ikhlas meninggalkan uang-uang itu. Berjanjilah!", tandas suaminya
"Baik, Pa. Mama janji akan memasukkan semua uang papa ke dalam peti papa nanti", jawab istrinya.
Keesokan harinya orang kaya itu meninggal. Seperti janjinya, sang Istri segera ke bank mengurus uang suaminya.
Ketika tiba hari pemakaman, saat peti jenazah suaminya hendak ditutup, ia berkata kepada Bapak Pendeta, "Sebentar Pak Pendeta, saya mau memasukkan ini ke dalam peti suami saya", sambil menunjukkan sebuah kotak kecil di tangannya. "Silakan, Bu", sahut Pendeta.
Sang istri memasukkan kotak kecil ke dalam peti dan meletakkannya tepat di atas perut jasad suaminya. Kedua  tangan suaminya diaturnya seperti memeluk kotak itu.
Setelah itu ia membungkuk  dan berbisik di telinga suaminya, "Pa, seperti janji mama, sesuai dengan permintaan papa, semua uang papa di bank sudah ada di dalam kotak yang papa peluk itu. Selamat jalan, Pa. Berbahagialah di sana."
Ibadah pelepasan dan pemakaman pun dilaksanakan. Keinginan orang kaya itu telah dipenuhi oleh istrinya.
Selesai pemakaman, Pak Pendeta menghampiri istri orang kaya itu dan berkata, "Saya salut, Ibu adalah istri yang taat kepada suami." Rupanya Pendeta mendengar bisikan ibu itu di telinga jasad suaminya, sebab ia berdiri tepat di sisinya.Â
"Hanya saja," lanjut Pak Pendeta, "Yang ibu lakukan itu memang baik, tetapi tidak bijaksana."
