Mohon tunggu...
Thomas HenkB
Thomas HenkB Mohon Tunggu... Insinyur - Insan Sumber Daya Air. Any question about water resource?

Lets Think Simple.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jebakan Fake Productivity, Jadilah Produktif yang Sehat (Healthy Productive Person)

8 Mei 2024   11:01 Diperbarui: 8 Mei 2024   14:27 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: jcomp on freepik

Seseorang, atau suatu entitas dianggap produktif (productive) apabila entitas tersebut dianggap mampu menghasilkan sesuatu di atas rata-rata. Produktif merupakan kata sifat, sehingga produktif disini berarti suatu potensi atau kemampuan, dan bukanlah selalu merupakan pencapaian (noun/kata benda). Terdapat tiga kata kunci yang saling berhubungan dalam menjadi produktif. Pertama adalah kemampuan, dimana kemampuan ini perlu terus kita tingkatkan agar dapat terus menghasilkan produk di atas rata-rata baik dari sisi kualitas maupun kuantitas.  

Seseorang yang sedang meningkatkan kemampuan, misalnya sedang membaca buku atau mempelajari metoda baru tertentu dapat dikatakan sebagai orang yang produktif apabila yang ia pelajari tersebut dapat meningkatkan kemampuan dia dalam menghasilkan suatu produk di atas rata-rata. Jadi misalnya seorang penjual mobil mempelajari cara memancing ikan, tentu saja tidak akan meningkatkan produktivitasnya dalam menjual mobil, kecuali calon pelanggannya sebagian besar adalah pemancing ikan.

Kedua adalah menghasilkan sesuatu produk, dimana produk ini memiliki satuan ukur dan memiliki batasan waktu pengukuran. Seringkali orang menganggap produktif hanya merupakan suatu pencapaian, tanpa menghiraukan kemampuan (nomor satu) di atas. Menghasilkan suatu produk, atau pencapaian dari suatu upaya tiap satuan waktu disebut produkivitas (productivity), dimana produktivitas memiliki ukuran satuan seperti jumlah laporan yang berhasil ditanggapi per hari kerja, jumlah unit terjual per kuartal, jumlah jam mengajar per minggu, dan lainnya. Produktivitas disini terkait dengan upaya, dimana tinggi dan rendahnya pencapaian tersebut diukur dari kualitas dan kuantitas dari hasil pekerjaan atau upaya yang telah dilakukan.

Ketiga, adalah "di atas rata-rata", baik dari segi kualitas maupun kuantitas hasil pekerjaan. Untuk menjadi orang yang produktif, perlu adanya upaya atau effort yang biasanya merupakan kerja keras (working hard), mengingat working smart akan dapat dicapai setelah working hard. Kerja keras tercipta dari kedisiplinan, sehingga menjadi produktif memerlukan upaya dan dedikasi yang sungguh-sungguh.

Bagaimana dengan orang yang tidak berupaya apa-apa namun tiba-tiba menghasilkan banyak produk, misalnya pada suatu hari Om Budi menerima warisan 1 hektar tanah. Tentu saja case ini tidak dapat disebut sebagai produktif, karena luput terhadap unsur pertama "kemampuan", sehingga tidak dapat melakukan pengulangan yang terencana.

Dengan adanya pemahaman akan esensi dari produktif di atas maka secara otomatis akan terhindar dari kekeliruan atau salah paham akan produktivitas yang disebut sebagai fake productivity atau false productivity itu sendiri. 

Seseorang yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan sesuatu di atas rata-rata, yang disebut sebagai orang yang produktif, dapat saja menjadi produktif namun tidak sehat, misalnya memiliki masalah dengan kesehatan ataupun masalah dengan keluarga sebagai akibat dari produktivitasnya tersebut. Maka dari itu, untuk menjadi produktif namun tetap sehat (healthy productive), seseorang harus dapat memanfaatkan talenta atau bakat yanag ia miliki, sehingga ia dapat menghasilkan sesuatu yang banyak dengan upaya yang sedikit, atau produce more with less effort, yang akan membuatnya memenuhi ketiga faktor di atas yakni kemampuan, menghasilkan sesuatu, dan di atas rata-rata.

Sekian, semoga bermanfaat...Salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun