Mohon tunggu...
Heni Fauziah
Heni Fauziah Mohon Tunggu... Guru - Masih dalam proses belajar.

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menemukan Unsur Kolonial Hegemoni dan Mimikri yang dialami Tokoh dalam Novel Atheis Karya Achdiat K. Mihardja

7 Januari 2018   14:10 Diperbarui: 7 Januari 2018   14:22 2463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

BAB I

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan alat komunikasi antara manusia yang satu dengan yang lainnya, sehingga bahasa kita mengenal adat istiadat, budaya atau kebiasaan hidup dimana manusia itu tinggal. Dengan budaya dan kareakteristik yang berbeda-beda, bahasa sebagai media pengucap mampu menimbulkan keindahan atau sebagai media pengucap mampu menimbulkan kesan keindahan atau seni yang memberi kesan tertentu bagi lawan bicara.

Karya sastra yang indah tidak hanya dilihat dari segi bahasanya yang indah dan mendayu-dayu, tetapi juga dilihat dari secara keseluruhan baik strukturnya maupun unsur yang membangun karya sastra yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik (unsur luar). Unsur intrinsik meliputi tema, amanat, alur, penokohan, sudut pandang, unsur ekstrinsik meliputi latar belakang pengarang keadaan lingkungan ketika karya sastra itu diciptakan. Selian itu, karya satra harus memberikan manfaat untuk meningkatkan kualitas hidup.

Novel sebagai salah satu jenis karya satra ternyata dapat memberikan manfaat kepada pembacanya, diantarnya dapat memberikan pengalaman pengganti kenikmatan, mengembangkan imajinasi, mengembangkan pengertian tentang perilaku manusia serta kemanusiaan. Novel bisa berupa masalah perkawinan, percintaan, tradisi, agama, persahabatan, sosial, politik, pendidikan dan sebgainya. 

Jadi tidaklah mengherankan jika seseorang pembaca novel, maka sepertinya orang yang membaca itu sedang melihat miniature kehidupan manusia dan merasa sangat dekat dengan permasalahan yang ada didalamnya. Akhirnya pembaca ikut larut dalam alur dan permaslahan cerita, bahkan sering pula perasaan dan pikirannya dipermainkan oleh permasalahan cerita yang dibacanya itu. Ketika itu pembacanya akan tertawa, sedih, bahagia, kecewa, marah dan mungkin saja memuja sang tokoh atau membencinya.

Jika kenyataan seperti itu, maka jelaslah bahwa satra (novel) telah berperan sebagai pemekat, sebagai karikatur dari kenyataan, dan sebagai pengalaman kehidupan seperti yang diungkapkan Nurgiyantoro (2013:4) bahwa:

"Novel menawarkan berbagai macam permasalahan yang dialami dalam kehidupan manusia. Novel, atau sering disebut karya fiksi, merupakan bentuk penceritaan kehidupan manusia dan kemanusiaan yang bersifat fragmentaris, teknik pengungkapannya padat, dan pembentuk strukturnya bersifat terpadu. Koherensi dan kepaduan unsur cerita berbentuk suatu totalitas merupakan factor penentu keindahan dan keberhasilan novel sebagai karya sastra fiksi".

Novel atheis karya Achdiat K. Mihardja terbit pada Angkatan Balai Pustaka cetakan pertama tahun 1049 dan cetakan ke sepuluh pada tahun 2002. Novel ini telah berulang kali dicetak ulang hal ini menandakan besarnya sambutan masyarakat pembaca terhadap karangan penulis terkenal Achdiat K. Mihardja. Namun, tidak berkesimpulan bahwa penyajian tema dan struktur novel ini telah memenuhi  harapan orang banyak akan hasil sastra yang bermutu. Terdapat unsur postkolonial khususnya hegemoni dan mimikri karena cerita dalam novel atheis terjadi pergeseran budaya dan pendidikan yang menirukan kaum penjajah. Kerelaan dan kesadaran atas kekuasaan kolonial Belanda terlihat pada tokoh-tokoh Novel Atheis.

Tokoh merupakan unsur terpenting yang ada pada karya sastra novel, karena untuk menjalankan sebuah cerita harus ada tokoh yang menjadi penggerak jalannya cerita yang akan dikisahkan pengarang dalam karyanya. Penokohan merupakan gambaran yang jelas tentang seseorang yang tampil dalam sebuah cerita. Untuk meneliti unsur postcolonial yang terdapat dalam novel atheis dilihat dari tuturan dan tindakan tokoh dalam cerita novel tersebut.

Unsur postkolonial ada dua yaitu hegemoni (penguasaan) dan (mimikri tindakan menirukan). Dilihat dari segi tokoh yang mengalami hegemoni dan mimikri, bagaimana sifat keseharian, pemikiran, gaya hidup dan pendidikan tokoh-tokoh yang terdapat dalam novel. Tokoh hasan yang bekerja dan sekolah pada pemerintahan kolonial, kemudian kematian Hasan akibat tertembak oleh tentara Jepang yang sedang berperang dan pertemuannya dengan seorang sahabat Rusli dan perempuan bernama Kartini yang menjadi isterinya dalam perjalanan tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun