Semarang (30/05/2015) - Swasembada pagan menjadi harapan dan tuntutan seluruh komponen bangsa dan negara. Petani merupakan ujung tombak atas tercapainya keberhasilan swasembada pangan. Akan tetapi, apakah itu mudah?
Penulis mencoba menceritakan permasalahan para petani di Indonesia:
- Ilmu pengetahuan & Teknologi: tingkat pendidikan dasar yang rendah, berimplikasi pada penguasaan bidang teknologi yang masih ketinggalan sehingga belum dapat mengoptimalkan hasil yang seharusnya diperoleh.
- Parsial: petani di Indonesia pada umumnya tidak dapat dikordinasi di dalam satu wadah untuk mewujudkan kepentingan bersama. Petani Indonesia masih memiliki orientasi pada ego pribadi yang tinggi. Hal ini berimplikasi pada tidak siapnya petani Indonesia untuk dapat memenuhi komitmen dalam suatu kontrak berjangka panjang sebagai karakteristik masyarakat modern.
- Orientasi: keuntungan dalam dunia usaha merupakan syarat mutlak untuk dapat dipenuhi. Keuntungan dapat digunakan sebagai sarana peningkatan kualitas dan kuantitas sehingga produk tetap dapat eksis di pasaran. Akan tetapi petani di Indonesia pada umumnya tidak memiliki kemampuan dan kemauan mereka biaya dengan cara pembukuan dikarenakan anggapan itu hal yang sulit.
Tiga permasalahan pokok tersebut telah mampu menjadi dasar bahwa Indonesia akan sangat kesulitan mencapai swasembada pangan. Akan tetapi lahirnya sosok-sosok inspiratif dipastikan akan menjadi swasembada pangan bukan lagi impian atau janji palsu penguasa. Ini dia artikel tentang perjuangan petani.
PETANI-PETANI MANDIRI DARI DUSUN SIRAP, SEMARANG
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!