Mohon tunggu...
Henggar Budi Prasetyo
Henggar Budi Prasetyo Mohon Tunggu... Administrasi - Travelers

Bandung, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Toleransi terhadap Perspektif tentang Kebenaran

14 Mei 2021   01:07 Diperbarui: 14 Mei 2021   01:21 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi/ pixabay.com

Disini saya akan menyampaikan pandangan saya tentang kepintaran dan kebenaran. Pertama-tama akan saya jelaskan bahwa kepintaran dan kebenaran bersifat relatif. Sifat relatif timbul secara alamiah berdasarkan perspektif seseorang. Hal tersebut berakibat setiap orang akan memiliki kepintaran dan kebenaran sendiri-sendiri yang tidak dapat dibanding-bandingkan karena bersifat unik.

Namun, apabila kita membicarakan kepintaran dan kebenaran dikaitkan dengan akibat atau dampak yang ditimbulkan, maka bisa saya katakan sifat relatif tadi tidak bisa lagi dijadikan dasar. Dampak yang ditimbulkan dari suatu kepintaran atau kebenaran dapat dibandingkan untuk menentukan mana yang paling baik. Hal tersebut karena dampak merupakan hasil dari pengujian kepintaran dan kebenaran sebagai perspektif individu dengan realitas dalam suatu lingkungan.

Perlu diketahui, bahwa perbedaan pendapatan bisa terjadi karena berbedanya  informasi dan data serta pemahaman yang diperoleh setiap orang. Untuk itu, maka diperlukan diskusi atau adu pendapat dalam rangka berbagi data dan informasi serta pemahaman. 

Merasa yang paling pintar dan benar adalah sifat alamiah sebagai manusia. Setiap orang tentu berharap untuk diakui memiliki keunggulan dibanding yang alin. Akibatnya tidak sedikit orang berlomba-lomba untuk menunjukan kepintaran dan kebenaran. 

Tidak jarang karena adanya kecenderungan untuk menjadi unggul, maka seseorang menggunakan segala cara untuk meraihnya. 

Akibatnya, tujuan diskusi atau adu pendapat berupa berbagai informasi dan data serta pemahaman menjadi tidak tercapai karena justru setiap orang saling membantah.

Merasa paling pintar dan benar tentu merupakan sifat alamiah manusia yang harus dimaklumi agar tujuan dari diskusi atau adu pendapat tetap tercapai. 

Untuk itu, maka kita menerapkan toleransi dalam setiap diskusi ataupun adu pendapat. Pertama, kita harus mengakui kepintaran dan kebenaran yang disampaikan seseorang dalam perspektif orang tersebut; Kedua, kita tidak langsung membantah apa yang disampaikan seseorang, akan tetapi lebih mengidentifikasi dan menyampaikan hal-hal yang menyebabkan perbedaan; Ketiga, kita sampaikan hal-hal yang menjadi perbedaan disertai dengan penjelasan dampak-dampak yang ditimbulkan akibat dari kepintaran dan kebenaran yang kita pegang.

Penerapan ketiga hal diatas, akan berdampak pada peningkatan produktif karena berjalannnya proses berbagai informasi, data dan pemahaman. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa dari ketiga poin diatas, maka yang diperlukan adalah toleransi terhadap perspektif tentang kebenaran karena berangkat dari sifat dasar manusia yang inding diakui

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun