Mohon tunggu...
Hendri RicardoBakkara
Hendri RicardoBakkara Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang mahasiswa Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor

Saya adalah orang yang masih pemula dalam menulis sehingga saya mencoba menulis dan menghasilkan karya yang bermanfaat bagi banyak orang

Selanjutnya

Tutup

Nature

Teknologi Pengontrol Suhu dan Kelembaban Guna Meningkatkan Produktivitas dan Kuantitas Budidaya Jamur Tiram

22 September 2020   23:23 Diperbarui: 22 September 2020   23:52 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Oleh : Hendri, (Mahasiswa) dan Ridwan Siskandar (Dosen) Sekolah Vokasi IPB Bogor

 

            Jamur tiram atau dengan nama latin Pleurotus ostreatus merupakan jenis jamur-jamuran yang dapat dibudidayakan dan dikonsumsi. Nama dari jamur tiram sendiri diambil karena bentuk dari jamur itu sendiri menyerupai bentuk tiram atau ovster mushroom. Jamur ini adalah jamur kayu yang tumbuh berderet menyamping pada batang kayu lapuk. Kandungan gizi dari jamur jenis ini sangatlah melimpah seperti karbohidrat, kalsium, protein, zat besi, lemak, kalium dan fosfor. Dengan demikian jamur tiram ini merupakan salah satu jenis jamur yang kaya akan zat yang sangat berguna bagi tubuh. Namun disisi lain banyak masyarakat luas belum mengetahui jamur tiram jenis ini. Pasalnya jamur ini sendiri tumbuh tidak disemua iklim. Untuk tumbuh dan dapat berkembang saja, jamur ini membutuhkan suhu dan kelembaban udara yang stabil yaitu sekitar 24 - 27.

            Kenapa harus jamur tiram? Ya tentu saja jamur ini memiliki harga yang lumayan menguntungkan yaitu sekitar Rp 15.000-Rp 25.000 per 500 gr. Dalam proses produksinya sendiri, jamur tiram ini memakan waktu kurang lebih 120 hari. Proses itu dimulai dari pembibitan hingga masa panen. Untuk pembagian waktu tersebut, adapun kegiatan budidaya yang dilakukan yaitu pembuatan baglog sekitar 7 hari, inkubasi sekitar 30 hari, dan 80 hari masa tumbuhnya jamur. Sehingga ditotal ada setidaknya waktu yang dibutuhkan sekitar 4 bulan.

            Walaupun jamur tiram ini tidak dapat dibudidayakan di semua iklim, namun dengan adanya  industri 4.0 ini kita dituntut  agar proses produksi tetap berjalan dan kreatif terutama disektor-sektor pertanian seperti halnya jamur tiram ini. Dengan perkembangan teknologi bukan hanya SDM ditingkatkan namun bagaimana menciptakan solusi agar SDM dapat dioptimalkan dengan sangat baik.  Dalam kasus ini, permasalahannya adalah bagaimana jamur tiram ini dapat diproduksi bukan hanya di iklim dan suhu tertentu melainkan dapat dibudidayakan di daerah manapun. Solusi dari inti permasalahan ini adalah memanipulasi suhu. Kedengarannya terlalu berlebihan, namun tidak sesulit yang dipikirkan. Memanipulasi suhu dan kelembaban disini adalah menciptakan sebuah alat khusus yang mampu mneciptakan sebuah suhu dan kelembaban tertentu yang dapat diatur dan di monitoring sesuai kebutuhan.

            Dalam proses penting pembuatan jamur tiram ini adalah pada masa proses inkubasi yang memerlukan suhu sekitar  24 - 27. Pada proses inilah alat yang dibuat akan sangat berguna dalam memonitoring dan mengatur suhu dengan rentang tersebut. Pembuatan alat Pengatur suhu dan kelembaban pada jamur tiram ini menggunakan sebuah sensor suhu dan kelembaban yaitu sensor DHT-11. Dengan bantuan sistem mikrokontroler  pada perangkat ini, akan dimanipulasi dengan memanfaatkan beberapa komponen yang disatukan menggunakan sebuah kode program sehingga dapat berjalan sesuai protokol. Komponen yang penting selain sensor suhu dari alat ini adalah  fan(kipas) dan alat pengkabut. Kedua alat ini merupakan alat output dan dimana sensor merupakan input yang membaca suhu di luar ruangan.

            Cara kerja alat ini adalah dengan menginisialisasi LCD atau layar monitor dan sensor  suhu & kelembaban. Ketika suhu tidak berada dalam rentang  24 - 27, maka sensor akan bekerja dan memberitahukan bahwa suhu sedang tidak stabil kemudian dimunculkan berapa suhu saat itu. Ketika suhu terbaca, disinilah tugas dari  kipas dan alat pengkabut akan menyala secara otomatis dan memberikan suhu pada rentang yang normal untuk proses inkubasi jamur tiram ini. Suhu & kelembaban yang diberikan diatur dari kecepatan kipas yang dialirkan sehingga suhu akan tercipta sesuai yang dibutuhkan pada proses inkubasi jamur tiram. Dalam proses pengembangannya penggunaan alat ini dapat dipantau secara tidak langsung. Artinya alat ini  dapat dihungkan dengan device pada smarthphone  dengan membuat software  ataupun perangkat lunak khusus untuk memantau perkembangan dari terkini dari masa sebelum panen. Dengan itu para pengembang bisnis jamur tiram akan semakin dimudahkan dalam memantau perkembangan hingga masa panen tiba.

             Prototype alat ini memanglah cukup sederhana dan memiliki ukuran yang lumayan kecil dan berpotensi menghasilkan panen jamur tiram yang sangat sedikit. Namun dengan menyajikan prototype atau alat sederhana ini, para pengembang bisnis maupun pemerintah mampu menyajikan alat dari penggunaan sensor ini pada skala yang lumayan besar bahkan mampu untuk membudidayakan jamur tiram dalam skala yang lebih besar. Bahkan jika dikembangkan lebih baik lagi kita mampu bersaing dalam skala ekonomi global dengan mengekspor jamur tiram ini ke berbagai Negara. 

             Untuk membuat alat ini perlu pembekalan pada pengusaha jamur tiram dan memberikan hak pengembang bisnis dalam mengembangkannya agar lebih luas lagi. Pembekalan berupa dana usaha dibidang pengembangan industri 4.0 dalam menunjang produktivitas para petani terutama pada sektor bisnis jamur tiram yang menguntungkan ini. Akan banyak lagi pengusaha- pengusaha jamur tiram ini dan mungkin banyak dijumpai dibanyak tempat karena kinerja dari alat ini. Untuk itu diharapkan kita sebagai masyarakat luas harus terus berwawasan dan kreatif dalam mengembangkan ide bisnis tidak berpatok pada cara yang tradisional melainkan dapat dikembangkan dengan memanfaatkan teknologi yang ada saat ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun