Mohon tunggu...
Hendri Syafrizal
Hendri Syafrizal Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kiyai Ma'ruf "Kompas Moral" Revolusi Mental

15 Agustus 2018   00:34 Diperbarui: 15 Agustus 2018   01:13 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*Hendri Syafrizal

KH.Ma'ruf Amin digandeng Jokowi sebagai Cawapres 2019 merupakan asa mayoritas umat Islam di Indonesia. Mengacu pada perkembangan publik menguat harapan dari ormas dan kelompok organisasi Islam menjelang pendaftaran Pilpres melakukan gerakan dukungan terhadap Capres yang disenangi. Sebut saja Itjima Ulama dari kelompok GNPF memberi dukungan politik untuk Prabowo Subianto maju sebagai Cawapres penantang petahana dan juga merekomendasi Habib Salim Segaf dan Ustaz Abdul Somad sebagai Cawapres. 

Tarik menarik soal capres dan cawapres kubu oposisi berlangsung sengit Gerindra PKS dengan 9 capres, PAN Ketum Zulkifli Hasan direkomendasikan oleh internal untuk mendampingi prabowo dan hubungan mesra terjalin Gerindra dgn Demokrat dengan mesra menyorong AHY sebagai tawaran bakal cawapres. 

Menjelang akhir pendaftaran tanggal 9 Agustus Jokowi mengumumkan maju kembali dan mengandeng Prof. KH. Ma'ruf Amin sebagai cawapres 2019-2024. Sontak kabar cawapres Jokowi dari ulama ditanggapi sebagai pilihan cerdas. PBNU menyambut dengan sukacita ketika Rois Am dipilih Jokowi, begitupun dengan organisasi Islam lainnya terus mengalir dukungan atas dipilihnya ketua MUI sebagai cawapres.

Tak menunggu lama malam tanggal 9 Agustus Prabowo Subianto menetapkan Sandiaga Uno wakil gubernur DKI mendampinginya maju dalam Pilpres. Tentu publik bisa menduga kenapa keputusan Prabowo ini berbeda dengan rekomendasi itjima ulama dari GNPF dana PA 212.

Esoknya Jumat 10 Agustus kedua Paslon  mendaftar diri sebagai capres dan cawapres, resmilah kedua Paslon  ini menjadi bakal calon dan bertahap mengikuti tahapan tes kesehatan dan syarat lain untuk melengkapi administrasi pencalonan. 

2019 PERTARUNGAN CAWAPRES
Cawapres yang diusung oleh masing-masing kandidat remacht ini penuh dinamika dan diskusi tajam saling sindir bahkan aksi satire menjadi bumbu berkembang di media massa bahkan media sosial.  

Tidak bisa dipungkiri dalam mengambil keputusan cawapres Jokowi lebih strategis yaitu dengan memahami karakter umat dan trend harapan publik. Mengapa demikian?, dalam rilis lembaga survei (LSI DennyJA, Juli 2018), salah satu variabel tentang pemerintah yang kuat adalah presiden yang didukung oleh mayoritas pemuka agama yang berpengaruh, sekitar 69.8% publik yang setuju dengan variabel ini. 17.4% menyatakan tidak setuju dan 12.8% tidak tahu/tidak menjawab.

Bagaikan menemukan 'kompas moral' mengarungi samudera dengan ombak deras bahaya yang selalu mengancaman menenggelamkan bahtera. KH. Maruf Amin tampil sebagai sosok tepat dengan segenap ilmu agama dan kebijaksanaan yang dimilikinya. Melanjutkan program nawacita kitadijiwai semangat revolusi mental, akan lebih mudah dengan menggandeng Maruf Amin menguatkan moral perjuangan bangsa yang mulai digerus kepentingan baik  dari ekternal bahkan internal. 

Jokowi memahami betul arah biduk catur politik yang sedang dijalankan kubu lawan melalui endorse dari  kelompok ormas Islam dengan menyodorkan nama nama yang layak mendampingi Prabowo Subianto. Walau akhirnya keputusan cawapres Prabowo Subianto memilih Sandiaga Uno menyingkirkan nama-nama wakil sodoran partai oposisi lainnya. Sandiaga Uno bukan kelas kacangan dalam dunia usaha dan percaturan politik Indonesia. Sukses menyingkirkan petahana gubernur DKI 'Ahok' Basuki Tjahaja Purnama, Sandi hanya bisa mendampingi Anies Baswedan menjalankan visi misi sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI selama lebih kurang sepuluh bulan. 

Dukungan dari kelompok Islam bagi masing-masing kubu ini dipastikan akan terus mengalir. Sebagai Rois A'm PBNU tentu dukungan politik dari ormas Nahdatul Ulama (NU) dan Santri makin menguat mengalir kepada Ma'ruf Amin. Namun organisasi masyarakat ormas Islam di Indonesia bukan saja NU, masih banyak ormas Islam secara sah dan memiliki akar rumput dari santri santri yang tersebar di Nusantara, sebut saja ormas Muhammadiyah, Al Ittihadiyah, Al Washliyah, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Dewan Masjid Indonesia (DMI), Forum Umat Islam (FUI), Front Pembela Islam (FPI), Forum Dakwah Islam Indonesia (FDII), Himpunan ahlus Sunnah Untuk Masyarakat Islami (Hasmi), Hidayatullah, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Ikatan Da'i Indonesia (Ikadi) dan sejumlah ormas Islam lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun