Mohon tunggu...
Hendra Sidratul Azis
Hendra Sidratul Azis Mohon Tunggu... Mahasiswa

Noted! Main bola memang seru dan menyehatkan. 😊⚽

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru dan Orang Tua sebagai Role Model Permasalahan Pendidikan Karakter

6 Desember 2024   06:18 Diperbarui: 6 Desember 2024   06:19 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru dan Orang Tua sebagai Role Model permasalahan pendidikan karakter (Dok. Pribadi, 2024)

Setiap manusia memiliki karakter yang berbeda beda yang dibawa sejak lahir. Karakter seorang anak manusia dapat terbentuk dari lingkungan keluarga ataupun lingkungan masyarakat dimana mereka tinggal. Karakter yang baik tentunya akan menampilkan prilaku yang baik, dan karakter yang buruk akan menghasilkan perilaku yang buruk pula. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karakter adalah sifat-sifat kejiwaan akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, sedangkan menurut Kementerian Pendidikan Nasional Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas setiap individu untuk hidup dan bekerjasama baik dalam lingkungan keluarga masyarakat bangsa dan Negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan dari keputusannya yang ia buat.  

Pendidikan karakter adalah upaya mendasar untuk membentuk individu yang tidak hanya unggul secara intelektual tetapi juga memiliki moral dan etika yang baik. Dalam proses ini, peran guru dan orang tua sebagai role model (teladan) menjadi faktor kunci yang menentukan keberhasilan pembentukan karakter anak. Teladan dari orang dewasa di sekitar anak-anak memberikan pengaruh langsung terhadap bagaimana mereka mempelajari dan menerapkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari.

Guru bukan hanya pendidik akademik, tetapi juga pembimbing moral dan etika bagi siswa. Interaksi sehari-hari antara guru dan siswa menjadi momen penting untuk menanamkan nilai-nilai karakter.

  • Membangun Kepribadian, melalui Keteladanan Guru yang konsisten menunjukkan sikap jujur, disiplin, sabar, dan adil dapat menjadi contoh nyata bagi siswa. Misalnya, seorang guru yang selalu tepat waktu mengajarkan nilai kedisiplinan, sementara guru yang menghargai pendapat siswa menanamkan nilai demokrasi dan penghormatan terhadap orang lain.
  • Pengintegrasian Nilai dalam Proses Belajar, Guru dapat mengajarkan karakter melalui pengajaran berbasis nilai.  Contohnya, saat mengajarkan sejarah, guru dapat menyoroti tokoh-tokoh yang memiliki integritas tinggi sebagai inspirasi bagi siswa.
  • Komunikasi Positif, Guru yang selalu menggunakan komunikasi yang menghargai, mendukung, dan membangun akan mendorong siswa untuk bersikap serupa terhadap orang lain.

Orang Tua sebagai Role Model Sebagai pendidik pertama dan utama, orang tua memiliki peran penting dalam pembentukan karakter anak. Lingkungan rumah adalah tempat awal di mana anak mempelajari nilai-nilai moral, etika, dan kebiasaan.

  • Memberikan Contoh Perilaku Positif, Anak-anak belajar melalui pengamatan. Orang tua yang jujur dalam perkataan dan perbuatan, bertanggung jawab dalam tindakan, serta menunjukkan empati kepada orang lain, mengajarkan nilai-nilai tersebut secara alami kepada anak.
  • Menciptakan Lingkungan yang Kondusif, Suasana rumah yang penuh kasih sayang, penghormatan, dan kejujuran membantu anak merasa aman dan termotivasi untuk mengembangkan karakter yang baik. Misalnya, orang tua yang selalu mempraktikkan komunikasi yang baik dapat membantu anak untuk memahami pentingnya menghormati orang lain.
  • Konsistensi dalam Penanaman Nilai, Orang tua yang konsisten dalam menerapkan aturan dan nilai-nilai moral, seperti tanggung jawab dan keadilan, membantu anak memahami pentingnya prinsip-prinsip tersebut dalam kehidupan.

Guru dan orang tua perlu bekerja sama untuk memastikan nilai-nilai karakter yang diajarkan di sekolah selaras dengan yang diterapkan di rumah. Anak-anak yang mendapatkan teladan baik dari guru dan orang tua cenderung memiliki karakter yang kuat, seperti integritas, kedisiplinan, empati, dan tanggung jawab. Keteladanan ini memberikan pondasi yang kokoh bagi mereka untuk menghadapi tantangan kehidupan dengan sikap yang positif dan bermoral.

(Penulis: Hendra Sidratul Azis (Mahasiswa Pascasarjana S3 UNDIKSHA)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun