Mohon tunggu...
Hendra
Hendra Mohon Tunggu... Penulis - Clear thinking equals clear writing

Lahir dan besar di Jakarta. Topik tulisan: mengatur keuangan pribadi, kehidupan di Australia dan filosofi hidup sederhana. Saat ini bermukim di Sydney.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Stay in Australia vs Go Back Home for Good"

15 November 2017   02:14 Diperbarui: 15 November 2017   09:52 1485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setelah tinggal di Sydney lebih dari sepuluh tahun, bisa dibilang lebih dari separuh teman-teman pemegang visa Permanent Resident (PR) memilih pulang kampung.

Tulisan ini berdasarkan pengamatan dan obrolan dengan teman-teman baik yang memilih tinggal di Australia maupun pulang ke tanah air for good. Hanya pemegang visa PR yang dipertimbangkan dalam tulisan ini karena fokusnya pada faktor pilihan dan kondisi pribadi nara sumber bukan karena kendala visa. Saya harap tulisan ini memberi gambaran pada pembaca kondisi seperti apa yang kira-kira menentukan apakah seseorang akan tinggal atau pulang kampung.

Nara sumber kebanyakan berasal dari Jakarta, sedang atau pernah tinggal di Sydney. Nama dibawah diganti demi menjaga privasi mereka.

Stay

Pengalaman traumatis

Ketika kerusuhan tahun 1998 meletus, Jon sedang mengendarai motor pulang ke rumah.Tiba-tiba ditengah jalan segerombolan orang mendekat memaksanya membuka helm. Sadar diri sebagai etnis minoritas, dia merasa ajal sudah tiba. Namun untung ada mobil entah darimana datang dengan kecepatan tinggi berheni diantara Jon dan segerombolan orang tersebut sehingga memungkinkan Jon melarikan diri.

Sampai hari ini dia berterima kasih pada mobil malaikat tersebut. Jon sekeluarga akhirnya memillih hijrah ke Sydney selama-lamanya meskipun di Indonesia mereka tergolong keluarga mapan. Menurutnya uang bisa dicari tapi rasa aman tidak bisa dibeli.  

Australia sempat berganti pendana menteri lima kali dari tahun 2010 hingga 2015 (Rudd, Gilliard, Rudd, Abbott dan sampai hari ini Turnbull). Elit politik Australia saling tikam tapi Jon percaya kerusuhan masih jauh di negeri kangguru.

Demi anak

Teman dan sanak saudara yang bertandang ke Sydney kerap melontar komentar sama: udara bersih dan banyak ruang terbuka. Pasalnya mereka suka bingung mau ajak anak kemana lagi selain mall. Di Sydney setiap suburub pasti ada taman meski di tengah kota sekalipun. Tengok saja Hyde Park yang tidak jauh dari Sydney CBD. Selain itu juga banyak tempat tongkrongan graris seperti Darling Harbour dan Opera House. Tersedianya ruang terbuka memungkinkan anak lebih aktif outdoor ketimbang sibuk dengan gadget dan game.

Selain sekolah publik gratis, warga negara Australia juga berhak mendapat pinjaman untuk kuliah lewat HECS. Di era globalisasi mereka merasa anak lebih bisa besaing mengingat pentingnya penguasaan bahasa inggris yang mumpuni. Mereka hanya perlu menambah ekstra belajar bahasa Mandarin atau Bahasa international lainnya. Selain itu beberapa universitas Australia masuk top lima puluh besar terbaik dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun