Mohon tunggu...
Hendra Jawanai
Hendra Jawanai Mohon Tunggu... Penulis - Creative Director/Producer/Writer

Energi adalah rahasia gerak serta kehidupan di dalam setiap partikel kecil.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Indahnya Alam & Interaksi Manusia dalam "All That Breathes"

11 Mei 2023   22:50 Diperbarui: 11 Mei 2023   22:52 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film dokumenter All That Breathes (2022), foto dari Rotten Tomatoes.

All That Breathes adalah sebuah film dokumenter tahun 2022 yang disutradarai oleh Shaunak Sen.

Film dokumenter berdurasi 1 jam 37 menit ini diproduksi oleh Shaunak Sen, Aman Mann, dan Teddy Leifer di bawah bendera Rise Films.

All That Breathes pertama kali diputar perdana di Festival Film Sundance 2022 pada tanggal 22 Januari 2022, di mana film ini memenangkan Grand Jury Prize dalam Kompetisi Dokumenter Sinema Dunia.

Film ini juga ditayangkan di Festival Film Cannes dalam bagian tayangan khusus, di mana film ini memenangkan Golden Eye. Selain itu, film ini mendapatkan nominasi untuk Academy Award kategori Film Dokumenter Terbaik.


All That Breathes adalah sebuah film dokumenter yang memikat dan menyentuh hati, yang dibuka dengan adegan pemandangan gelap saat kamera bergerak melintasi tanah yang dipenuhi sampah di kota New Delhi.

Saat binatang lain bersembunyi di belakangnya, sampah di jalanan menjadi makanan bagi tikus-tikus yang berlarian dalam bingkai yang tidak fokus, suara yang mereka buat semakin keras saat mereka makan lebih banyak.

Saat kebisingan lapar mereka semakin keras, lampu mobil semakin terang di kejauhan, menjadi tanda kehadiran manusia di latar belakang yang telah mempengaruhi kehidupan ini.

Cerita berfokus pada sepasang saudara, Nadeem Shehzad dan adiknya Mohammad Saud. Penduduk New Delhi ini telah mendedikasikan hampir 20 tahun terakhir hidup mereka untuk merawat burung-burung terluka yang dikenal sebagai elang-elu, dengan laporan bahwa mereka telah merawat lebih dari 20.000 burung.

New Delhi adalah salah satu kota paling tercemar di planet ini, dan intrusi industri telah selamanya mempengaruhi kehidupan liar, terutama burung-burung yang begitu elegan terbang di atas cakrawala kota.

Sen sebagai sutradara sering membingkai elang-elang tersebut dengan lapisan asap atau pemandangan kota yang ditutupi oleh kabut, hampir membuat penderitaan mereka terlihat seperti menonton hewan yang tenggelam.

Namun, Sen juga menemukan banyak keindahan dalam alam sehari-hari. Ada adegan dalam dokumenter ini yang menjadi salah satu yang terbaik dalam tahun ini, mulai dari sekelompok serangga minum dari kolam air di mana refleksi manusia yang berjalan bisa terlihat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun