Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rekam Jejak Hubungan Diplomatik Indonesia-Israel

27 November 2023   07:00 Diperbarui: 27 November 2023   07:03 1605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Soekarno dalam KAA 1955 (sumber: kemdikbud via kompas.com)

Sebelum mengulas mengenai hubungan antar negara, Indonesia dan Israel, kiranya kita dapat pahami pengertian diplomatik secara ringkas. Tak lain sekedar menerangkan bahwa hubungan diplomatik merupakan suatu hal penting dalam pengakuan sebuah negara.

Seperti yang dikemukakan oleh Sumaryo Suryokusumo dalam ""Praktik Diplomasi". Tak lain merupakan kegiatan politik yang bersifat internasional dengan melibatkan sistem Pemerintah sesuai dengan tujuan-tujuan tertentu.

Termasuk yang diterangkan dalam UU 37 Tahun 1999, dengan penegasan luas dalam membangun kerjasama antar negara. Baik melalui lembaga Negara/Pemerintahan, badan usaha, organisasi politik, hingga lingkup masyarakat.

Namun, yang patut dipahami kemudian adalah pengakuan kedaulatan sebuah negara harus menjadi syarat utama terjadinya hubungan diplomatik. Nah, pengakuan kedaulatan inilah yang jadi hak penuh bagi negara lain jika hendak melakukan diplomasi.

Seperti halnya pengakuan Indonesia terhadap Negara Palestina, sejak deklarasi kemerdekaannya pada 15 November 1988. Dukungan Indonesia terhadap pengakuan Palestina terhadap negara-negara lain, kerap dijadikan narasi diplomatik secara internasional.

Dalam jurnal "Peran Diplomasi Indonesia dalam Konflik Israel-Palestina", Syarif Bahaudin Mudore menjelaskan bagaimana sikap tegas Indonesia dalam melihat penjajahan. Khususnya yang terjadi terhadap bangsa Palestina, sejak peristiwa 1948 silam.

Ketika KAA berlangsung pada tahun 1955, Indonesia pun tidak mengundang Israel dalam acara tersebut. Pada kala itu, Indonesia tidak mengakui Israel sebagai sebuah negara yang berdaulat.

Apalagi ketika Presiden Soekarno secara tegas mengemukakan tantangannya kepada Israel pada tahun 1962. "Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantan Israel".

Atas dasar itulah, hubungan diplomatik Indonesia dengan Israel tidak dapat terjalin dengan baik. Lantaran sikap Indonesia yang selalu membantu dan menyokong kemerdekaan bagi bangsa yang tertindas. Sesuai dengan isi dari Preambule UUD 1945.

Bahkan secara nyata tidak pernah membuka hubungan diplomatik dengan Israel melalui keterwakilannya pada kancah internasional. Selain dari sikap Indonesia yang selalu aktif dalam mengupayakan perdamaian bagi kedua belah pihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun