Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Malam Petaka Menjelang Pertempuran Semarang

14 Oktober 2022   05:30 Diperbarui: 14 Oktober 2022   05:33 2419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teatrikal Pertempuran 5 Hari 5 Malam di Semarang (semarangkota.go.id)

Selama masa bersiap, berbagai pertempuran di banyak daerah Indonesia mulai berkobar. Seperti halnya yang terjadi di kota Semarang, dimana kelak peristiwa ini dikenal dengan Pertempuran 5 Hari 5 Malam. 

Tentu awalnya adalah dari serangkaian kedatangan Sekutu untuk mengambil alih kekuasaan Jepang di Indonesia, usai Jepang menyerah kalah dalam Perang Dunia II.

Berbeda dengan peristiwa pertempuran di daerah lainnya. Dimana para pejuang melakukan kontak senjata dengan pihak Sekutu dan NICA. Tetapi di Semarang, justru para pejuang berhadapan dengan sepasukan tentara Jepang, yang menolak tunduk kepada kepada Pemerintah Indonesia.

Mulanya tentu saja terjadi pada tanggal 14 Oktober 1945, pasukan Jepang yang ada di Semarang dianggap telah meracuni sumber air rakyat di daerah Candi. Selain daripada itu, aksi sepihak Jepang dalam melakukan raid terhadap posisi para pejuang pun menjadi dasar amarah rakyat untuk mengadakan perlawanan.

Pasukan Jepang yang masih tersisa bersama Kempetai di beberapa lokasi memang masih kerap melakukan intimidasi terhadap rakyat. Mereka tidak segan untuk berbuat kriminal atas dasar sentimentil belaka.

Mereka (Jepang) yang melakukan raid ini adalah para tawanan perang ketika pasukan Jepang telah menyerah kalah kepada para pejuang Indonesia. Aksi pelarian mereka ini pada berakhir pada penggabungan diri dengan pasukan Kido Butai dibawah Jenderal Nakamura dan Mayor Kido.

Nah, Mayor Kido inilah sosok dibalik aksi-aksi perlawanan Jepang di Semarang. Ia tidak mau tunduk dan menyerah kepada pasukan Republik. Hingga para pemuda pejuang mendapatkan instruksi untuk mencari tahu keberadaan para tawanan dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap setiap kendaraan di kota.

Khususnya terhadap kendaraan Jepang yang melintas di depan Rumah Sakit Purusara (kini RSUP Dr. Kariadi). Hingga waktu jelang malam, tiba-tiba para polisi Istimewa Republik yang tengah berjaga di Candi diserang oleh sepasukan tentara Jepang yang telah mengintai sejak sore hari.

Mereka semua dilucuti senjatanya dan kemudian dibawa ke markas Kido Butai untuk disiksa dan ditangkap. Atas aksi penangkapan tersebut, kemudian tersiar kabar bahwa sumber air di Candi telah diracuni Jepang. 

Maka dengan cepat, Dr. Kariadi yang kala itu menjabat sebagai kepala ahli laboraturium di Rumah Sakit Purusara langsung bergerak ke lokasi untuk memeriksa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun