Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kereta Api Indonesia, Kilas Balik Pembangunan Rel Pertama di Pulau Jawa

17 Juni 2022   06:10 Diperbarui: 17 Juni 2022   06:29 1000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lawang Sewu (heritage.kai.id)

Tepat pada tanggal 17 Juni 1864, rel kereta api mulai dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda di Indonesia. 

Sejarah perkeretaapian mulai terbuka sejak Gubernur Jenderal Belanda Ludolph Anne Jan Wilt Sloet mengesahkan proyek pembangunan rel kereta api antara Semarang, Solo, hingga Jogjakarta. Sejak bulan Agustus 1861 upaya persiapan yang dilakukan akhirnya membuahkan hasil positif.

Sesuai arsip dari perusahaan kereta api Belanda, dalam sebuah persentasinya mengenai sketsa rel antara Samarang-Vorstenladen, oleh perusahaan Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM). 

NISM berperan penting dalam mengembangkan rute dan jalur yang sesuai dengan medan di Pulau Jawa. Bukan sekedar mempersiapkan kebutuhan perkeretaapian saja, melainkan berorientasi pada tujuan ekonomi dan kebutuhan massal.

Pada hari Jumat, di Kemidjen, rel pertama diletakkan sebagai pembuka proyek modernisasi transportasi ini. Seiring dengan pembukaan lahan dan persiapan stasiun, permulaan pembangunan rel ini faktanya hanya mencapai daerah Tangoeng di daerah Grobokan. Belum mengarah pada rute Solo ataupun Jogjakarta.

Hal ini ditengarai akibat tata geografis area yang akan dilalui rel kereta harus benar-benar dipersiapkan secara matang. Stasiun Samarang, atau lebih dikenal sebagai Kemidjen, merupakan stasiun pertama yang kini telah tiada keberadaannya. 

Faktor geografis wilayah Semarang yang menjadi penyebabnya. Baik terjadi akibat erosi rob, ataupun tenggelam karena perubahan iklim daerah pesisir.

Dokpri. Museum Kereta Api Ambarawa
Dokpri. Museum Kereta Api Ambarawa

Hanya stasiun Tanggoeng, yang sampai saat ini tersisa dan dijadikan sebagai area cagar budaya perkeretaapian Indonesia. 

Seperti dilansir dari laman KAI.id, tercapainya pembangunan sistem perkeretaapian tersebut mendapatkan respon yang sangat positif dari masyarakat kala itu. Hingga NISM secara bertahap membangun gedung perkantoran kereta api yang kini dikenal dengan Lawang Sewu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun