Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal R S Soekanto, Sosok di Balik Nama RS Pusat Polri

7 Juni 2022   10:40 Diperbarui: 7 Juni 2022   10:51 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
R.S. Soekanto (wikipedia)

Kompasianer muda tentu mengenal nama RS Pusat Polri di Kramat Jati dengan nama RS Soekanto. Sedangkan nama RS sendiri faktanya dikenal dengan akronim dari Rumah Sakit, dan bukan sebagai nama dari seorang tokoh Polri, yakni Raden Said Soekanto.

Penulis pernah melakukan riset terhadap masyarakat yang tinggal di sekitar RS Soekanto, hanya sekitar 20 persen dari 10 responden random tidak mengetahui siapa sosok R.S. Soekanto.

Oleh karena itu, mari kita ulas siapa sih sosok Soekanto itu dalam perspektif sejarah? Agar Kompasioner ketahui, pemberian nama R.S Soekanto ini berdasarkan kontribusi dan perjuangan beliau untuk bangsa dan negara Indonesia.

Tepat pada hari ini tanggal 7 Juni, beliau lahir di  Bogor tahun 1908. Menurut G. Ambar Wulan dalam buku Polisi dan Politik, beliau sempat mengenyam pendidikan di HBS KW III di Rawamangun hingga lanjut kuliah hukum di Recht Hooge School.

Kiprahnya dalam dunia pergerakan dimulai sejak beliau berkenalan dengan Iwa Kusumasumantri.

Selama masa pendudukan Jepang, Hoegeng memberi keterangan dalam autobiografinya mengenai kiprah Soekanto selama menjadi instrukturnya di Sukabumi.

Fyi, Hoegeng Imam Santoso ini adalah Kapolri ke-5 Republik Indonesia yang terkenal dengan kesederhanaannya dan gerakan anti korupsinya lho.

Dalam beberapa peristiwa, Soekanto selama masa gerilya sempat merasakan aksi bombardir Belanda ketika berada di Jawa Timur.

Oleh karena perjuangan beliau, kemudian Bung Karno mengangkat R.S. Soekanto menjadi Kapolri Pertama Republik Indonesia pada 29 September 1945.

Dalam memoar M. Jasin, Soekanto sangat dimusuhi oleh PKI karena kebijakan-kebijakannya yang dianggap merugikan politik kaum komunis kala itu. M. Jasin menjelaskan dengan rinci peristiwa mosi tidak percaya yang dikemukakan oleh AKBP Sutarto pada Oktober 1959.

Selain daripada itu, sikap lunak Soekanto terhadap pemberontakan PRRI akhirnya menjadi wacana penting yang mempengaruhi Bung Karno.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun