Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Gubeng Boulevard, Kisah Terpendam dari Amblesnya Jalan

23 Desember 2018   20:53 Diperbarui: 23 Desember 2018   21:07 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tapi jangan dikira mudah membuka jalur tram baru di kota, seperti Surabaya dan kota-kota lain di Indonesia. Staatsblad tahun 1928, No. 20 mengisyaratkan berbagai ketentuan yang harus diikuti oleh OJS dalam mengelola trem. Seperti misalnya: tempat lokomotif, tempat motor penggerak, tugas masinis, bagaimana jika trem akan berhenti, bagaimana jika terjadi krash dengan trem lain, berapa tarif, dan lain-lain.

Dalam rangka pembebasan tanah untuk membangun jalur trem yang baru, OJS bekerja sama dengan Departmentvan Gouvernement Bedrijven. Mereka membeli tanah-tanah milik warga yang dilalui oleh proyek pembangunan jalur baru. dan sebagai imbalan, para pemiliktanah tersebut mendapatkan ganti rugi atas tanah yang digunakan untuk proyektrem listrik dengan sejumlah uang.

Untuk menggerakkan trem listrik yang dikelola, OJS bekerja sama dengan Algemeene NederlandsIndisch Electrisch Maatschappij (ANIEM) Surabaya dengan cara menyewa. Setiap bulan, OJS harus membayar dengan sejumlah uang.

Pada tanggal 15 Mei 1923, trem listrik mulaidioperasikan. Tapi tidaksemua jalur dioperasikan secara bersamaan. Jalur yang ditawarkan itu ialah:

1.  Wonokromo- Palmlaan -- Willemsplein (Jembatan Merah)

2.  Goebeng Boelevard - Simpangsplein - Palmlaan -Willemsplein

3.  StasiunGoebeng SS -- Tunjungan - Sawahan

4.  Aloon-AloonWillemsplein -- Hereenstraat - Tanjoeng Perak (Pelabuhan Baru)

sumber: FB surabaya tempo dulu
sumber: FB surabaya tempo dulu
Baru pada tanggal 11 Februari 1924, seluruh jalur tremlistrik di Surabaya dioperasikan. Penumpang trem listrik pernah mengalamipasang surut. Tetapi pada perkembanganya, secara bertahap mengalami peningkatan jumlah. Penumpang trem terbagi dalam 3 jenis dan kelas, yaitu:

1. Penumpang umum, terdiri dari kelas 1 dan 2

2. Penumpang abonemen, terdiri dari kelas 1 dan 2

3. Penumpang abonemen anak sekolah, terdiri dari kelas 1dan 2

sumber: FB surabaya tempo dulu
sumber: FB surabaya tempo dulu
Oh ya, Walikota Surabaya, Trirismaharini sebenarnya pernah berkali-kali mengusulkan pengaktifan kembali moda ini, dengan bekerjasama dengan PT. KAI sebagai pemilik lahan. Namun usulnya berkali-kali itu juga mentah di tangan pengambil kebijakan yang lebih tinggi. Kalau KAI-nya fine-fine saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun