Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kenapa Caleg Hanya Mencantumkan Sederet Gelar Sarjana?

4 Maret 2014   21:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:15 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemilu Legislatif, 9 April 2014, tinggal sebulan lagi, siapkah kita memilih calon wakil kita di DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota? Kalau kita mau serius berpikir bahwa calon wakil kita di DPR/DPRD harus orang baik, tidak korup, tidak doyan main perempuan untuk caleg lelaki, rekam jejaknya meyakinkan, maka kita harus pelajari calon-calon anggota DPR/DPRD di daerah pemilihan tempat kita tinggal siapa saja? Apakah ia pernah berkunjung ke RT/RW atau Kelurahan/Desa tempat tinggal kita?

Kalau baca berita di media pada sebuah sidang paripurna DPR bulan Februari 2014, banyak anggota DPR tidak menghadiri sidang dengan alasan sedang turun ke daerah pemilihan (dapil) masing-masing. Unfortunately, hanjakal, sayang sekali seumur-umur saya tinggal di salah satu sudut kota Bogor, kemudian Jakarta dan duapuluhan tahun terakhir di sudut timur utara kota Depok rasanya baru dalam hitungan jari ada calon legislatif (caleg) dan calon walikota (cawalkot) yang sengaja datang ke Dapil di lingkungan saya  beberapa saat menjelang Pemilu.

Selain temu muka, melalui media apalagi mereka para caleg itu memperkenalkan diri? Sangat umum, saya yakin hampir semua caleg bikin poster dan  memasangnya di pohon-pohon (sungguh sadis pohon dipaku demi nyaleg), tiang listrik, di jalur hijau jalan raya dan lokasi-lokasi strategis lainnya yang mudah dilihat orang. Cukupkah informasi yang diperkenalkan si Caleg? Sebenarnya sangat tidak cukup, karena isi poster hanya "Pilihlah saya Dr Sianu, SE, MM atau Anu marga Anu, S.Sos, MSi atau Ir Ituetatea, MM". Sejauh yang saya lihat semua caleg baik untuk tingkat Kota/Kabupaten. Provinsi dan Pusat 99% penuh dengan deretan gelar sarjana, baik di depan maupun di belakang nama yang bersangkutan.

Tadi pagi seorang kawan karib melontarkan pertanyaan ke kelompok diskusi kami "Kenapa para caleg hanya mencantumkan titel saja, pekerjaan & pengalamannya tdk di cantumkan?". Seorang teman yang lain mengomentari "Orang sengaja ga ditulis , Klw ditulis pasti ga kepilih. Bgn mananya yg mau ditulis .... ada2 aja ente". Komen berikutnya: "ha ha ha caleg yang sekarang ini paling sedikit 80% muka lama. Dari yg 80% berapa % yang hidup dan kerjanya lurus? Terus calon mana yg dipilih pusing ah ha ha ha. Udah pilih saja caleg yang bukan incumbernt, pilih orang baru saja spt Angel Lelga ha ha ha ampuun dah!"

Ada lagi yang berkomentar agak panjang :
"Selamat pagi Bang Roll ketemu di sini kita he he he .. Serba salah juga sih pemilih di Indonesia (mungkin) kebanyakan masih melihat gelar sbg lambang kecerdasan dan kemapanan. Kalau tdk dicantumkan cenderung tdk dipilih rakyat. Lieur kan?Mestinya yg dicantumkan justru pengalamanan karirnya dan karya2nya. Misalnya Dedi Hasan, mantan Komandan Satpam (6 thn sbg GA Mgr saya merangkap Komandan Satpam juga). Kalau nyaleg dan terpilih mungkin ditempatkan di Komisi yg membidangi Hankam (maksudnya Pertahanan Kampung ha ha ha)".

Sejauh ini para caleg ternyata kebanyakan baru memperkenalkan nama dirinya beserta gelar-gelar kesarjanaan yang dimilikinya. Kebanyakan para pemilih tak mengenal rekam jejak mereka sebelum nyaleg kerjanya apa? Untuk pemilu kali ini sebenarnya kita sudah tahu siapa para caleg itu paling tidak 80% (berapa tepatnya silakan dikoreksi) adalah para anggota DPR (pusat) incumbent yang ingin memperpanjang masa keanggotaannya di DPR. Tapi latar belakang siapa mereka sesungguhnya sebelum menjadi anggota DPR kebanyakan rakyat tidak tahu. Beruntung juga para pemilih di Dapilnya Angel Lelga, minimal sudah kenal latar belakang caleg yang bernama Angel Lelga ini, karena TVOne dan MetroTV pernah mewawancara khusus beliau. Juga beberapa caleg yang diekspos di TV karena relatif dikenal masyarakat.


Saya pribadi sejauh ini tidak tahu siapa sebenarnya para caleg yang berusaha mendapatkan suara dari Dapil di mana saya tinggal. Ada sih yang datang ke kantor RW dari DPRD kota, tetap saja kami tidak tahu siapa dia sebenarnya, kecuali tahu partainya, tahu gelarnya Insinyur, tahu bahwa orang ini menyetujui perbaikan jalan lingkungan di Kelurahan kami, saya juga tahu ia membantu beberapa warung kecil dengan memberikan masing-masing satu unit lemari es satu pintu. Itu saja yang saya tahu, lainnya blank, bagaikan tak mampu menjawab soal ujian karena tak membaca catatan kuliah, bagaikan beli kucing dalam karung jugakah? Tergantung masing-masing orang jawabnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun