Sudirman Said: Pembubaran Petral Terhenti di Istana, di Meja Presiden
Menteri ESDM Sudirman Said dan Faisal Basri begitu heroik, ramai diberitakan akan membubarkan PETRAL, anak perusahaan Pertamina di Singapura, yang tugasnya melakukan pembelian minyak di pasar luar negeri -terutama Singapura-, dengan alasan pembelian akan lebih efisien bila dilakukan sendiri oleh Pertamina, sekaligus memberantas mafia migas.
Faisal Basri juga diberitakan sudah melaporkan soal Petral dan (mungkin) mafia migas ke Bareskrim Polri. "Jadi hari ini Pak Faisal tidak kita periksa sebagai saksi. Tapi dia hanya menjelaskan laporan akhir soal Petral," kata Direktur Pidana Khusus Bareskrim Brigjen Victor Simandjuntak, Kamis 21/5 (Beritasatu). Mudah-mudahan Bareskrim mau juga bertanya pada orang yang tahu betul apa yang disebut Petral, yaitu Dr Sugiharto, mantan Komisaris Utama Pertamina, agar Indonesia tak makin terpuruk akibat aksi yang terlihat dari luar seperti heroik.
Sebelum diberitakan membubarkan Petral, Menteri ESDM juga ramai digunjingkan karena menuduh mantan Presiden SBY menghambat pembubaran Petral ketika SBY menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Sebuah pernyataan yang tentu saja dibantah SBY, "Selama saya jadi presiden, tak pernah ada usulan pembubaran Petral, jika ada tentu akan saya tindak lanjuti," kata SBY di TV.
Pernyataan Menteri ESDM Sudirman Said itulah yang diangkat Karni Ilyas, Presiden ILC, menjadi topik diskusi ILC malam itu 26 Mei 2015, dengan judul 'SBY vs Sudirman Said, Apa Dosa Petral?". Pernyataan Menteri ESDM untuk membubarkan Petral tak lepas dari laporan Tim Reformasi Tata Kelola Migas, yang diketuai Faisal Basri.
Ketika dipersilakan bicara oleh pak host Karni Ilyas, Dr. Sugiharto, mantan Komisaris Utama Pertamina -yang baru pensiun 6 Mei 2015-, yang juga mantan Menteri BUMN 2004-2007, benar-benar memukau hadirin, baik "lawan" maupun "kawan". Penjelasannya logis, sistematis dan tidak defensif, menjadikan Sugiharto Bintang ILC malam itu mengatasi aksi heroik Faisal Basri, SE,MA, mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas.
Berikut ini penjelasan Sugiharto tentang Petral, yang bila benar, akan 'menghempaskan' Menteri ESDM Sudirman Said maupun Faisal Basri.
Apakah Presiden SBY Menghambat Pembubaran Petral?
Pertama kita sepakati dulu bahwa RUPS cucu perusahaan (PES) dilakukan anak perusahaan (Petral), lalu RUPS anak perusahaan oleh BUMN (Pertamina), sedangkan RUPS BUMN oleh Menteri BUMN. Jadi terlalu jauh bila Presiden SBY ikut campur soal Petral dan PES, anak dan cucu usaha Pertamina. Urusan cukup oleh direksi Pertamina, paling jauh Menteri BUMN.
Kedua selama saya (Sugiharto) menjadi Komisaris Utama Pertamina selama lima tahun, sampai saya berhenti tangga 6 Mei 2015 tak pernah menerima atau meneruskan surat usulan pembubaran Petral ke Presiden.
Petral Menguntungkan Indonesia