Berikhtiar adalah kewajiban semua orang, Kita yang sebagai kepala rumah tangga memiliki kewajiban untuk menapkahi dan memberikan penghidupan yang layak untuk keluarga.
"Sesungguhnya allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri"
(QS. Ar-Ra'du:11)
Berusaha dengan segenap kemampuan dan didasari keikhlasan akan menghasilkan feedback yang baik. Besar maupun kecilnya hasil yang didapatkan akan terasa cukup jika diikuti dengan rasa syukur.
Syukur bukan berarti menerima keterbatasan melainkan tetap berharap mendapatkan hal lebih baik dengan terus meningkatkan produktifitas dalam beriktiar.
"Berapa banyak binatang yang (tidak) sanggup membawa rezekinya sendiri. Allahlah yang memberi rezekinya, juga kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS al-Ankabuut [29]: 60)
Kita yakin bahwa Allah akan memberikan rezekinya pada setiap makhluk, namun keyakinan itu akan lebih sempurna dengan ikhtiar yang maksimal.
Bekerja merupakan cara ikhtiar kita untuk meraih rezeki dari Allah, apapun mata pecaharian kita, dimanapun posisi kita, selama dilakukan dengan sungguh sungguh dan didasari keiklasan maka yakin bahwa akan ada hasil yang diperoleh.
Sering kali kita merasa terbebani dengan pekerjaan yang sedang kita lakukan, merasa kecewa dengan hasil yang diperoleh sehingga timbul rasa malas untuk mengerjakannya.
Hal demikian terjadi karena kita menggantungkan rezeki pada pekerjaan yang telah kita lakukan, kita lupa bahwa hakikat rezeki dari Allah, kewajiban kita hanyalah beriktiar dengan maksimal.
Dalam bekerja ada dua hal yang harus menjadi pegangan yaitu sabar dan syukur. ketika keinginan atau hasil tidak sesuai harapan maka kesabaran akan menolong kita dari prustasi dan rasa kecewa, saat keuntungan datang menghampiri makan bersyukurlah agar keberkahan akan didapatkan pula.