Problematika Kasus Bullying di Kalangan Remaja
Oleh; Ayu Fitri Khairunnisa, Cindy Florencine, dan Hemarida Nabilah PutriÂ
Mahasiswi Pendidikan Sosiologi FIS UNJ
Membahas mengenai bullying, tentunya hampir dari setiap individu sudah mengetahui bahwa kasus ini tampaknya belum hilang, khususnya yang sering terjadi di kalangan remaja. Umumnya, bullying ini terjadi ketika adanya rasa kebencian, ataupun rasa iri antara pelaku dengan korban. Di masa remaja, memang rasa emosional yang dimiliki oleh setiap individu sepertinya masih dikatakan belum stabil.Â
Sebuah permasalahan yang tampaknya bisa diselesaikan dengan kepala dingin, akan tetapi justru terkadang diselesaikan dengan kekerasan, penindasan, bahkan lebih tragisnya lagi hingga berujung kematian. Tak ada yang bisa memprediksi kapan seseorang akan menjadi pembully ataupun menjadi korban, karena tentunya banyak sekali faktor-faktor yang menyebabkan seseorang dapat membully ataupun dibully.
Faktor yang menyebabkan seseorang menjadi pembully tentunya beragam. Mulai dari lingkungan keluarga, lingkungan pertemanan, hingga media massa. Keluarga berperan penting dalam menumbuhkan sikap dan karakter anak, apabila dalam keluarga tidak bisa mensosialisasikan nilai dan norma yang baik, maka sang anak cenderung akan merasa tidak punya arah dan tujuan dalam menjalani hidup.Â
Apabila seorang anak sudah merasa bahwa ia tidak diperhatikan dalam keluarganya, ia kemungkinan besar merasa bebas dengan perbuatan yang akan ia lakukan.Â
Dengan begitu, ia dapat berpotensi menjadi pembully karena ia sudah merasa tidak diperhatikan oleh keluarganya. Selanjutnya, lingkungan pertemanan juga memengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan bullying. Lingkungan pertemanan yang tidak sehat atau yang biasa kita sebut dengan istilah toxic tentunya memengaruhi pola pikir dan pola perilaku seseorang.Â
Sebisa mungkin, kita dapat memilih teman yang mampu menebar positive vibes agar kita terhindar dari perbuatan-perbuatan yang seharusnya kita tidak lakukan. Hindari kebencian, perkelahian, ataupun keributan. Karena jika kita mencoba-coba untuk melakukan hal tersebut, kita cenderung akan mengulanginya kembali dan merasa tertantang agar selalu dalam posisi ''menang''.Â
Selain faktor keluarga dan juga pertemanan, tampaknya media massa juga mampu menjadi salah satu faktor yang menyebabkan seseorang dapat melakukan bullying. Misalnya ketika seorang anak seringkali menonton video mengenai kekerasan, pembunuhan, pelecehan, dan lain sebagainya.Â
Tontonan tersebut dapat dijadikan sebagai contoh bagi seorang anak untuk melakukan perbuatan tersebut. Lagi-lagi, peran keluarga disini sebenarnya sangat dibutuhkan guna mengawasi apa saja yang dilakukan oleh seorang anak.