Mohon tunggu...
Gloria Helsinky Helsy
Gloria Helsinky Helsy Mohon Tunggu... -

Famale,Motherhood,comentator

Selanjutnya

Tutup

Politik

Demokrasi Biaya Tinggi Hasilnya Nihil

1 Februari 2011   05:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:00 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bukan rahasiah lagi , bila hajatan pesta Demokrasi yang sangat banyak menghambur hamburkan biaya,tenaga dan pikiran itu banyak pula memakan korban,mulai dari pra kampanye  sampai paska PEMILU,apalagi semenjak diadakannya pemilihan secara langsung dari mulai  Pemilihan Anggota Legeslatip (PILLEG),PILPRES & CAWAPRES  hingga PILKADA .

Akan tetapi hasil yang di raih dari Pesta Demokrasi tersebut tidak sebanding lurus dengan apa yang di harapkan oleh rakyat,sebagaimana yang kita saksikan dan kita rasakan saat ini,seperti meningkatnya jumlah Koruptor yang dibarengi dengan semakin meningkatnya kenaikan harga-harga Bahan Pokok Masyarakat akibat dari kebijakan Penguasa yang terpilih dan para Wakil rakyat yang terpilih yang semena-mena menaikan bahan-bahan Pokok kebutuhan rakyat,seperti Pupuk bagi petani,BBM,TDL ,Gas,dan penggenjotan pajak di segala bidang,yang semuanya itu sangat menyengsarakan rakyat.Akibatnya banyak rakyat yang semakin susah didalam memenuhi kebutuhan hidupnya,yang berdampak kepada rendahnya daya beli masyarakat,yang berimbas pula kepada meningkatnya Balita yang mengalami gizi buruk,timbulnya bermacam-macam penyakit karena problem kesehatan masyarakat sampai meningkatnya tindak kejahatan di segala lini kehidupan,termasuk bunuh diri karena stres menghadapi  kehidupan yang serba sulit saat ini.Anehnya tidak mendapat respon positip dari para pejabat negara,apalagi rasa empati kepada rakyat,walaupun ada sebatas lip -servise saja tidak ada yang di rasakan secara nyata oleh rakyat.

Bila kita lihat semuanya semakin meningkat angkanya,hanya saja bila dibandingkan antara rakyat dan para pengelola negara peningkatannya itu sangat bertolak belakang,bila rakyat semakin hari semakin susah dan sulit menghadapi kehidupan,sebaliknya mereka para pengelola negara tersebut semakin hari semakin tidak tahu diri,dan tidak memiliki rasa kepedulian kepada rakyat,lihat saja sejak pelantikan Persiden dan Wakil Persiden , Pelantikan para anggota DPR dan para mentri,mereka semuanya mendapat kenaikan fasilitas yang mewah,mulai dari mobil,akomodasi,jalan-jalan keluar negri disamping honor yang di kantonginya begitu besar,sangat jauh dengan apa yang didapat oleh masyarakat yang semakin hari semakin sulit.Namun demikian,mereka juga masih merasa kekurangan menerima fasilitas dan keistimewaan tersebut,terbukti sebagian para Anggota DPR ada yang mengajukan  Dana Aspirasi,apalagi kini Persiden-nya juga mengeluh  karena  selama tujuh tahun honor Persiden itu belum di naikan,padahal bila dibanding dengan negara lain,ternyata honor Persiden RI itu menduduki urutan No.3 di Asia (Ket.Media ).

Kontan keluhan Persiden RI itu di respon oleh Mentri Keuangan,dengan akan dinaikannya honor Persiden beserta para pejabat negara lainnya,yang hal ini tentu akan sangat menggembirakan  hati mereka,padahal jauh-jauh hari sebelum Persiden mengeluh tentang honornya,rakyat sudah banyak mengeluh tentang kanaikan harga-harga yang terus melambung tinggi,dari harga beras sampai harga cabe ,padahal pendapatan rakyat semakin mengecil atau tidak bertambah.Namun tidak ada respon apa-apa yang dapat meringankan dan menggembirakan  hati rakyat oleh pemimpinnya,selain harus mengurangi ketergantungan  kepada beras dan mengurangi konsumsi cabe,sederhana sekali memang  jawabannya,yang itu membuat ramyat semakin  kecewa dan kesal terhadap para pengelola negri ini.

Dilain pihak,penegakan hukum yang semakin semerawut tanpa solusi yang tuntas,tumpang tidih nya masalah kriminal yang dilakukan oleh  Pejabat negara,dari Korupsi sampai Mafia hukum dan mafia Pajak,bahkan sebagian besar pejabat negara bermasalah,termasuk para pemimpin Daerah yang banyak tersangkut korupsi,sampai-sampai terjadi seorang Pemimpin yang  tersangkut masalah korupsi dan di jebloskan ke penjara,namun dia masih bisa melantik para pejabat bawahannya di dalam penjara,sungguh luar biasa penerapan Demokrasi di negara yang dinyatakan sebagai "Berhasil baik" penerapan Demokrasinya,dan ini di akui oleh Dunia (mendapat pujian),dan inilah yang di jadikan senjata sebagai keberhasilan negri ini didalam menjalankan Demokrasi-nya.

Sungguh sebuah "Citra" tak sebanding "Faktanya",semua serba bertolak belakang denga apa yang dirasakan dan di saksikan oleh rakyat ,angka kemiskinan yang katanya menurun ternyata memang saat ini sudah menurun kepada anak -cucu,nasib rakyat miskin hanya cukup di  ukur melalui survei -survei yang  tidak realistis,cukup dinilai dengan angka statistik, para pengelola negara hanya  menerima data statistik hasil survei sebuah Lembaga yang jauh dari fakta sebenarnya,padahal kenyataan di lapangan  jauh lebih  buruk dibanding dengan angka-angka hasil survei sebuah lembaga tersebut.Penghasilan rakyat di ukur dengan  Rumus  Gross Neto Produk (GNP) yang sangat tidak fair,karena Pendapatan rakyat sebagai konglomerat dengan rakyat yang melarat di satukan jumlahnya dan di bagi dengan jumlah penduduk Indonesia yang ada,tentu saja GNP nya akan dirata-ratakan,sedangkan  secara real sangat jauh dari nilai rata-rata,karena para Konglomerat yang berpenghasila  milyaran rupiah,diratakan dengan rakyat melarat yang berpenghasilan  dua ratus ribu rupiah perbulan.

Itulah ukuran  nilai pendapatan ala Kapitalis yang menipu,semuanya serba menipu rakyat,hal seperti ini sudah lama berjalan semenjak Demokrasi di jalankan di muka bumi ini,dan hal tersebut akan terus berjalan selama sistimnya masih di gunakan oleh manusia.Yang sangat fatal adalah,semua prosesi yang di jalankan dalam sistim Demokrasi tersebut sangat-sangat menghabiskan biaya tinggi yang menguras harta,tenaga pikiran manusia,dan korban fisik tetapi hasilnya nihil,tidak dapat memberi solusi seluruh problematika manusia.

Itulah buah Demokrasi dari Idiologi Sekuler Kapitalisdan dan  Sosialis,karena memang kedua idiologi ini bersumber pada aturan produk  pikiran manusia semata,bukan bersumber pada produk aturan dari Yang Menciptakan manusia yaitu Allah Swt.

Bukti sudah nyata di depan mata,kebokbrokan Demokrasi yang menimbulkan masalah multi dimensi,akankah manusia terus mempertahankan Demokrasi,dan mempercayakan kepada Demokrasi sebagai solusi yang jitu dalam menangani problematika manusia ?

Jawabannya dikembalikan lagi kepada manusia itu sendiri yang telah diamanahkan oleh Allah SWT sebagai Khalifah di bumi,Allah swt  telah memberi petunjuk jalan yang lurus melalui Al-Qura'n dan Hadits Rosulullah saw

Bahkan Allah Swt-pun bertanya kepada manusia yang telah di anugerahi akal oleh-Nya melalui firmannya;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun