Mohon tunggu...
Izzati Diyanah
Izzati Diyanah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tugas Individu 2_14_Izzati Diyanah

14 Agustus 2018   17:53 Diperbarui: 17 Agustus 2018   20:03 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

ISU KEDOKTERAN - MAKANAN YANG JATUH SEBELUM 5 MENIT MASIH LAYAK KONSUMSI

            Istilah ‘belum lima menit’ atau ‘five-second rule’ yang lazim didengar di lingkungan masyarakat sudah menjadi isu yang kian menyebar. Entah hal tersebut merupakan candaan atau hal yang benar, secara medis atau kesehatan sudah ada beberapa kajian mengenai isu tersebut. Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa ketika makanan yang dibawanya terjatuh, apabila belum sampai 5 detik ataupun 5 menit maka makanan tersebut masih layak untuk dikonsumsi. Hal ini disebabkan banyak anggapan bahwa bakteri yang terdapat di lantai atau tanah tidak akan mudah menyebar dengan cepat ke dalam makanan. Kenyataannya, hal tersebut tidak sepenuhnya benar karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi penyebaran bakteri3.

            Bakteri mampu untuk menempel pada makanan secepat apapun kita mengambilnya ketika makanan itu terjatuh. Bakteri yang menempel itu bisa saja menimbulkan penyakit, tergantung kepada kondisi tempat ia terjatuh ataupun kondisi tubuh orang yang memakannya. Karena hal itulah kita disarankan untuk tidak memakan makanan yang sudah terjatuh. Meskipun lantai terlihat bersih, kemungkinan untuk adanya bakteri pada lantai cukup besar. Hal ini disebabkan ada beberapa jenis bakteri yang dapat bertahan hidup di lantai atau tempat terbuka dalam waktu yang cukup lama. Dan karena ukuran bakteri sangatlah kecil, kita kesulitan untuk melihatnya.1

            Meskipun tak semua bakteri berbahaya, ada bakteri yang dapat menyebabkan penyakit mengganggu seperti diare. Pada makanan dengan kondisi kelembapan yang tinggi, bakteri juga akan menyebar dengan lebih mudah dan lebih cepat. Seorang pakar kuman dari Aston University, Profesor Anthony Hilton, menyebutkan bahwa memakan makanan yang sudah beberapa saat berada di lantai tidak sepenuhnya bebas dari resiko penyakit. Penelitian beliau bersama beberapa rekannya menyebutkan bahwa sifat dari permukaan lantai, jenis makanan yang menyentuh lantai, serta lamanya keberadaan makanan di lantai bisa berpengaruh terhadap banyaknya bakteri yang berpindah. Dari survey yang telah dilakukan terhadap 2000 orang, 79% di antaranya mengaku bahwa mereka memakan makanan yang telah jatuh ke lantai.2 Hal tersebut menunjukkan bahwa masih banyak orang yang kurang memerhatikan kesehatan dan kebersihan makanan yang dikonsumsinya. Di Indonesia sendiri, penyakit seperti diare dan yang berkaitan dengan pencernaan banyak disebabkan oleh konsumsi makanan yang kurang bersih1.

            Isu ini juga disangkal oleh para peneliti Rutgers. Profesor dan spesialis penyuluhan ilmu makanan yakni Donald Schaffner menemukan bahwa ada beberapa hal yang berperan dalam kontaminasi silang pada makanan, yaitu jenis permukaan makanan, tingkat kelembapannya, serta waktu kontak. Dalam beberapa kasus yang sudah diteliti ternyata ada transfer bakteri yang bisa terjadi dalam waktu kurang dari satu detik. Secara online, temuan mereka muncul dalam di jurnal American Society for Microbiology, Applied and Environmental Microbiology. Prof. Schaffner berkata bahwa mereka melakukan penelitian karena meskipun isu tersebut terkesan hal yang ringan, namun penelitian yang dilakukan mendapat hasil yang tentu didukung oleh ilmu sains yang kuat. Beliau pun melakukan penelitian dengan seorang mahasiswa pascasarjana bernama Robyn Miranda yang dilaksanakan di laboratorium Sekola Ilmu Lingkungan dan Biologi, Rutgers University-New Brunswick.3

            Dalam penelitian terdapat beberapa bentuk permukaan yang diuji, yaitu keramik, kayu, stainless steel, dan karpet. Empat makanan berbeda disiapkan sebagai bahan uji yang mencakup mentega, semangka, roti, dan permen gummy. Waktu pengujian juga dilakukan berbeda-beda, ada yang kurang dari 1 detik, 5 detik, 30 detik, serta dalam waktu 300 detik. Dua media juga digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Permukaan benda pun diinokulasi dengan bakteri lalu dibiarkan hingga mengering, setelah makanan dijatuhkan dengan 128 skenario dan direplikasi 20 kali masing-masing, dihasilkanlah 2560 pengukuran. Dari hasilnya, buah semangka paling terkontaminasi, sedangkan permen gummy sebaliknya. Dapat disimpulkan bahwa faktor kelembapan makanan berperan besar terhadap penyebaran bakteri. Selain itu, karpet lebih lambat dalam memberikan kontribusi penyebaran bakteri dibandingkan dengan keramik, stainless, maupun kayu.3


 

REFERENSI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun