Mohon tunggu...
Helga Evlin Zendrato
Helga Evlin Zendrato Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pecinta Tinta

Berlarilah yang kuat, setidaknya tetap berjalan.

Selanjutnya

Tutup

Film

Ada Titipan dari Film "Siapa di Atas Presiden?"

3 April 2021   01:45 Diperbarui: 3 April 2021   01:50 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Film berjudul "Siapa di Atas Presiden?" menceritakan sebuah kepekaan anak muda untuk menilik politik suatu bangsa. Film yang ditayangkan 2015 ini masih sangat relevan untuk ditonton oleh kalangan anak sekolah, usia produktif, bahkan lanjut usia. Film ini menitikberatkan pada anak-anak muda yang masih pasif mencari tahu isu-isu yang terjadi di negara. Berbagai hal yang disampaikan melalui film ini bagi saya:

1. Peka dengan isu yang ada melalui akses informasi dengan bijak 

Banyak informasi yang dengan mudah diakses oleh ibu jari, tidak berarti semua info yang ada harus diterima. Apalagi kebiasaan membagikan sesuatu tanpa memastikan kebenarannya. Budaya ini disinggung dalam film ini dengan kemasan yang menarik. Sederhananya, media sosial. Ricky dan anak-anak sekolah sudah memiliki kemampuan akses yang lebih cepat hanya dengan sentuhan jari. Anak-anak sekarang pun sangat dekat dengan gawai, berbagai notifikasi mengundang untuk mengetahui berbagai hal. Sudah saatnya, kita berbenah untuk mencari kebenaran info yang didapatkan. Mulailah dengan membaca secara keseluruhan, jangan setengah-setengah, seperempat, apalagi hanya baca judul. Setelah membaca sebuah artikel atau berita, cari informasi lainnya, gali pendapat dari berbagai sumber terpercaya lainnya. Hal lain yang bisa kita lakukan sebagai penerus bangsa yang bijaksana, pertanyakan mengapa hal ini terjadi, siapa, bagaimana, kapan. Telusuri dengan kritis. Setelah memastikan bahwa informasi tersebut benar, bagikanlah dengan catatan Anda bersedia jika ada pertanyaan dari orang-orang yang mendapat sebaran dari Anda. itu namanya bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan. 

2. Cita-cita yang besar tidak dapat dilakukan sendiri

 Tokoh Ricky menggandeng Krishna Darojatun dan Laras untuk menguak kebenaran terhadap kasus pembunuhan yang melibatkan ayahnya.  Orang-orang di sekeliling kita dapat menjadi support system  yang akan menghardik, mengkritik, mengusulkan, serta mendorong kita untuk sampai ke tujuan. Laras dalam film berperan sebagai pribadi yang menguatkan Ricky agar  terus memperjuangkan cita-cita yang sudah dimulainya. Pesimis, ragu, dan menyerah pada saat perjuangan adalah hal-hal yang tidak asing ditemukan. Akan tetapi, berkolaborasi dengan orang lain dapat menolong kita menemukan jalan ketika buntu menghalangi. Sebagai anak muda, kita harus berani dikritik, menerima pendapat, dan tidak saling menyalahkan.

3. Pendidikan itu penting

Banyak asumsi yang mengatakan bahwa sukses harus melalui jalur pendidikan formal. Sekali lagi, ini asumsi. Tuntutan pendidikan bukanlah tujuan sukses setiap orang. Orang-orang bisa sukses dengan definisinya masing-masing. Tidak harus pendidikan formal. Akan tetapi, dalam pendidikan yang penting adalah adanya sesuatu yang baru dan berkembang. Bukan saja tulisan atau pemahaman di akal, tetapi juga di action. Pendidikan formal memang bisa mengarahkan seseorang untuk memiliki pengetahuan yang kaya, tetapi tidak menjamin seseorang mampu berdampak baik bagi dirinya sendiri dan orang lain. Pendidikan itu bisa didapatkan dari buku bacaaan, pengalaman hidup orang, nasihat orang lain, dan berbagai hal yang kita temukan di dalam kehidupan. Ricky menunjukkan ketekunannya dalam membaca sumber-sumber informasi dari internet, buku-buku, serta orang-orang di sekitarnya. Oleh sebab itu, sebagai generasi bangsa yang punya kesempatan untuk belajar di sekolah formal atau di mana pun maksimalkan potensi diri kita untuk memiliki pikiran yang kritis, berorientasi pada masa yang akan datang, serta menunjukkan perubahan kehidupan menjadi lebih baik. Berguna bagi keluarga, sesama, dan bangsa.

4. Harus berani

Kurang berani, jawaban ini yang disampaikan Ricky saat menghadiri acara TV untuk menggantukan ayahnya. Anak-anak muda sudah saatnya kita berpendapat, bersuara, dan mengeluarkan ide. Saat kita berada dalam kelaparan, kebuntuan, ketidakadilan,  dan kondisi rendah serta buruk lainnya jangan menunduk. Diam dan meratap tidak akan membangunkan orang-orang yang tertidur pulas. Mengetahui kejadian yang tidak sepantasnya atau seharusnya terjadi, bersuara akan membuka mata banyak orang. Tidak cukup dengan menyalurkan suara-suara atau berteriak kencang. Kita pun perlu mengambil tindakan. Sebagai genarasi muda jadilah orang-orang yang berani mengambil risiko. Ricky berani meneriaki "FAHAM", menghadapi Satrio, mengecek TKP pembunuhan. Hal-hal ini berisiko, tetapi dengan keberanian yang dilakukannya keadilan dapat ditegakkan kembali. Tidak mudah bagi orang-orang yang mau berada di zona aman, tetapi ini mendatangkan perubahan yang sangat besar dan signifikan. Namun, dalam bertindak berani kita harus bijak dan jangan bodoh. Sebagai genarasi bangsa, risiko dalam setiap hal akan menjadi tanggung jawab kita. Bertindak berani karena Anda paham sedang mengerjakan tujuan yang benar dan mulia. Perjuangkan yang benar, bila pun hasilnya mengecewakan atau kalah, setidaknya kita sudah melawan.

Poin-poin lainnya bisa Anda dapatkan jika menonton filmnya, jikalau ada pesan atau hal-hal baik yang Anda dapatkan boleh berbagi di kolom komentar ya...

Terima kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun