Mohon tunggu...
Helga Evlin Zendrato
Helga Evlin Zendrato Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pecinta Tinta

Berlarilah yang kuat, setidaknya tetap berjalan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Isu Ras Memanas

15 Juni 2020   09:15 Diperbarui: 15 Juni 2020   09:27 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Informasi-informasi yang beredar di beberapa surat kabar dan media massa memuat topik tentang konflik ras di AS. Kasus yang pernah marak terjadi beberapa tahun silam kembali menguak lantaran seorang warga berkulit hitam tewas. 

George Floyd adalah korban pembunuhan oleh seorang polisi yang disebut Derek Chauvin (25/05/2020). Kejadian ini menimbulkan unjuk rasa oleh sekelompok kaum yang tidak setuju dengan perlakuan apparat kepolisian yang menindih leher Goerge Floyd. 

Kabar terbaru disusul dengan peristiwa yang menewaskan seorang warga berkulit hitam di Atlanta bernama Rayshard Brooks (13/06/2020). Tewasnya Rayshard di tangan petugas kepolisian di Atlanta bernama Garrett Rolfe. Setelah kejadian yang sama, demo anti-rasisme terjadi oleh kaum yang tidak setuju dengan perlakuan petugas kepolisian.

Peristiwa rasisme menyebabkan renggangnya relasi antara kaum yang merasa berada di pihak korban dengan kaum yang berpihak pada pelaku. Kejadian ini menimbulkan adanya dua kubu yang menentang dan menyetujui. Pihak-pihak yang merasa berada di zona abu-abu tidak segera menjadi bagian pihak yang kanan atau kiri. Namun, menemui toko-toko buku dan menerangkan titik temu terjadinya persoalan rasisme di bangsanya. 

Persoalan rasisme menjadi isu yang tidak dapat dihindari lantaran adanya perspektif memandang yang berbeda. Faktor-faktor internal maupun eksternal dapat menjadi alasan terjadinya rasisme. Topik rasisme yang mengerucut dan hangat saat ini terjadi persoalan kulit. Kerumitan untuk mendamaikan kaum yang merasa tertolak dan merasa telah diterima harus dimulai dari ideologi yang memimpin seseorang untuk menaruh pikiran pada sudut pandang yang benar.  

Di sisi yang berbeda hak asasi manusia juga menjadi dampak perlakuan yang diberikan aparat kepolisian terhadap korban yang semula diduga melakukan pelanggaran. Pihak-pihak yang bergerak dalam bidang kemanusiaan serta para pemangku kebijakan di suatu negara perlu turut serta menangani persoalan yang sedang terjadi. Hal ini harus dengan tanggap diperdamaikan karena kondisi yang sama memiliki peluang untuk terjadi kembali. Kebijakan dan kebijaksanaan berbarengan dengan tindakan mendamaikan isu ras yang sedang memanas di beberapa kota di dunia saat ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun