Mohon tunggu...
Helga Evlin Zendrato
Helga Evlin Zendrato Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pecinta Tinta

Berlarilah yang kuat, setidaknya tetap berjalan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tidak Ingin Moral Bangsa Dimiskinkan

3 Juni 2020   13:30 Diperbarui: 3 Juni 2020   13:32 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Keresahan-keresahan selalu ada di dalam kehidupan masyarakat yang merasa sudah berbuat banyak untuk orang lain. Mungkin saja, sikap yang terlalu egois membuat kita hanya mampu berpikir tentang diri sendiri. Musim kali ini banyak sekali tindakan-tindakan yang secara tidak langsung memiskinkan sebuah bangsa. Hal yang mulai hilang dari bangsa ini yaitu sikap taat. Bagi saya, tidak mudah untuk tinggal dalam lingkungan yang sangat beragam. Namun, menjadi kewajiban bagi saya untuk taat pada otoritas. Lembaga pemerintahan termasuk di dalamnya. 

Upaya-upaya yang dilakukan dipaparkan melalui kebijakan dan tindakan-tindakan yang bagi sebagian orang menjadi tekanan. Hal ini karena pandangannya berfokus pada pengekangan. Sebenarnya kesadaran akan kebijakan yang dibuat berasal juga dari kesadaran karena masyarakat hidup dalam satu dunia yang penuh pilihan. 

Pilihan untuk berlaku sewenang-wenang yang menjadi pertimbangan akan menindas kesejahterahan masyarakat lainnya. Kebijakan tentu merupakan hasil perundingan, kesepakatan yang beralasan oleh pihak-pihak yang menyetujuinya. Hal ini juga terkait pada kepentingan masyarakat di dalamnya. 

Oleh sebab itu, menjadi masyarakat yang bijak bila kondisi sekarang dijalani dengan sikap taat. Ketaatan menjadi salah satu sikap yang bersinggungan erat dengan menghargai. Taat pada kebijakan pemerintahan berarti menghargai pemerintah sebagai lembaga yang mengayomi masyarakat.

Pandemi Virus corona dikabarkan telah membuat sebagian keluarga hidup di bawah garis kemiskinan. Roda perekonomian sedang terkuras karena lumpuhnya beberapa bidang pekerjaan. Tidak hanya itu tekanan dan masalah karena utang menjadi beban berat bagi pekerja yang kehilangan pekerjaan. 

Saya melihat adanya gradasi yang cukup mengkhawatirkan bagi masa depan bangsa yang terbatas untuk memperoleh informasi dan pengetahuan pada masa pandemi ini. Anak-anak bisa saja terlena dengan keseharian tanpa belajar atau bisa juga ada yang menangis karena merasa tertinggal dari teman-temannya yang asyik belajar di rumah dengan fasilitas yang memadai. 

Melihat kehidupan yang variatif mendorong saya untuk menumbuhkan kepedulian kepada orang lain. Sederhana tetapi sukar untuk terjadi bila hanya segelintir orang  yang tersentuh. Ajakan saya agar memiliki sikap taat pada kebijakan pemangku kepentingan rakyat. Cukup beredar informasi masyarakat yang hidup dalam kekurangan ekonomi daripada ditambah dengan masyarakat yang hidup dalam kemiskinan moral. 

Berita selama pandemi ini menimbulkan keresahan terhadap segelintir orang yang tidak bijaksana dalam bertindak. Memahami perkara sebatas intuisi sendiri dan keegoisan. Misalnya tidak menggunakan masker saat keluar rumah. Padahal, menghimbau penggunaan masker menjadi salah satu bentuk kepedulian pemerintah untuk mencegah penyebaran pandemi ini. 

Selain mengurangi pasien covid, tindakan ini juga mampu menyelamatkan diri sendiri dari dampak covid. Lebih resahnya lagi tidak merasa bersalah bila melakukan hal-hal yang menentang kebijakan. Misalnya berkerumun di tempat umum, memadati tempat-tempat perbelanjaan seperti mal dan pasar. Berada di dalam kondisi yang seperti ini dapat membuat kita merugikan kepentingan banyak jiwa. 

Penonton yang hanya menyaksikan lewat media sosial merasa rugi talah mengurung diri di dalam rumah juga adalah sikap yang salah. Harusnya kita merasa kasihan kepada orang-orang yang susah untuk taat pada aturan yang ada. Tulisan ini juga hanya pemikiran sendiri setelah melihat banyaknya berita-berita yang disampaikan melalui media. 

Susah untuk menyatukan pikiran, kepentingan, dan sikap yang tepat saat situasi belum berjalan senormal yang diinginkan. Segala sesuatu tentu ada konsekuensi. Setidaknya lakukan hal-hal yang mampu menunjukkan bahwa kita masih belum miskin dalam moral. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun