Mohon tunggu...
Didi Jagadita
Didi Jagadita Mohon Tunggu... Administrasi - pegawai swasta

pegawai swasta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perkuat Nilai Luhur Kita

29 September 2022   16:50 Diperbarui: 29 September 2022   17:02 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Genpi Jateng, Antara

Beberapa kejadian terorisme yang terjadi di Indonesia seperti Bom Bali 1 dan 2 serta pada skala global seperti penyerangan di WTC memang berhasil membuat dunia ketakutan. Di sisi lain citra agama tertentu seperti tercoreng karena sebagian besar aksi-aksi itu menurut mereka berdasarkan keyakinan yang mereka anut.

Selama beberapa tahun setelah kejadian itu, orang memang berpaling dari Bali sebagai destinasi wisata. Warga di sana terpuruk karena sumber pendapatannya hilang karena turis mancanegara tk lagi datang. Turis lokalpun bisa dihitung dengan jari.

Di tingkat globalpun, beberapa pihak menjadi sulit untuk berkunjung ke Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa, sejak penyerangan WTC. Kejadian itu juga turut mempengaruhi beberapa hubungan diplomatic yang seharusnya bisa lebih erat dan baik masuk abad 21 itu.

Indonesia di masa lalu juga pernah mengalami ketakutan yaitu ketika sejumlah orang yang kemudian mengatasnamakan partai Komunis Indonesia melakukan beberapa terror menakutkan warga. Dampak ketakutan itu memang panjang dan buruk bagi sebagian warga negara.

Namun sebenarnya hal yang layak diwaspadai adalah penyebaran terror  bisa saja dilakukan oleh faham apapun, baik faham kiri maupun kanan. Faham kiri maupun kanan ini bisa saja komunisme, liberalisme, kaitalisme, sekularisme, fundamentalisme maupun khilafaisme. Jadi kita tidak bisa menganggap radikal hanya pada komunis atau khilafaisme saja, namun juga pada

Pada situasi-situasi tertentu mereka bertindak radikal. Ingat beberapa gerakan di Amerika dan Eropa yang tidak berdasar agama atau komunisme, namun mereka terlalu mengandalkan fundamentalisme ras dimana ada keyakinan bahwa warna kulit dan ras tertentu lebih unggul dari lainnya.

Karena itu,kita harus waspada. Ideolgi itu bisa merembes dari manapun di sekitar kita. Mungkin dari dunia Pendidikan tempat anak-anak kita belajar, pengajian tempat para ibu mengaji dan belajar agama, bisa juga media sosial. Atau bisa juga lingkungan terdekat kita dan lain sebagainya.

Karena itu penguatan diri dengan nilai-nilai luhurlah yang kini kita perlukan. Kita punya nilai gotong royong, toleransi dan musyawarah yang ada sejak Indonesia masih dikenal sebagai Nusantara. Jadi meski seorang muslim di Banten pun seharusnya punya toleransi terhadap masyarakat dari Nusa Tenggara Timur atau Bali yang punya kepercayaan / agama yang berbeda. Dalam beberapa hal kita juga lebih terbiasa untuk mencapai mufakat untuk menghindari konflik.

Juga beberapa nilai luhur lainnya yang termaktub dalam dasar negara kita bernama Pancasila. Sehingga Pancasila bukanlah hal asing bagi kita. Justru ideologi Pancasilalah yang harus kita perkuat sehingga bisa membuat kita merasa nyaman dan aman dalam NKRI.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun