Padahal hakekatnya jadi pemimpin itu harus kerja, kerja, kerja. Mensejahterakan rakyat. Menjadi pemimpin beneran itu jarang ada manusia yang sanggup, bebannya terlalu berat.
Tampaknya jadi tepat dalil Acton itu yang menggambarkan penguasa yang ingin lama berkuasa bisa mudah terpeleset. Maklum manusia mudah lupa. Menyalahgunakan kekuasaan tidak terasa. Diktator politik.
Karawang Gudang Penganguran
Masalah besar pemimpin Karawang untuk masa depan tapi dengan gaya pimpinan pola lama itu sangat tidak etis, jika tidak ada breakthrough, tidak ada terobosan akan begini terus, Karawang tidak ada kemajuan yang signifikan. Terutama soal pengangguran.
Data 2019 lalu, Solidaritas Pengangguran Pribumi Karawang (SPPK) mencatat, jumlah pengangguran di Karawang, Jawa Barat masih tinggi. sekitar 165.000 orang masih belum mendapatkan pekerjaan. Apalagi sekarang pandemi Covid-19 bisa bertambah dua kali lipat.
Angka pengganguran akan bertambah terus tiap tahun, salah satunya sulit mendapatkan pekerjaan bagi pribumi karena banyaknya pekerja dari luar wilayah Karawang, warga pribumi Karawang jadi penonton, gigit jari, tidak punya uang, tidak ada daya beli, mereka nelangsa tidak diproteksi Bupati Karawang.
Paling parah musibah banjir Karawang Februari kemarin, ketinggian banjir luapan sungai Citarum 4 Meter, tanggul jebol, rendam 14 Kecamatan dan 3.300 rumah, fasilitas sekolah rusak. Pembangunan drainase dinilai kurang baik. https://www.youtube.com/watch?v=AUhQDRCqrPw
Dan mirisnya Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tidak tahu data banjir Karawang saat ditanya wartawan. https://jabar.siberindo.co/07/02/2021/aneh-kepala-bpbd-tidak-tahu-data-banjir-karawang/
Untuk itu gaya pemimpin Karawang jika hanya bertahan pada sikap feodalisme, hanya jargon saja, hanya seremonial saja, selfi-selfi doang. Sementara itu penanggguran tidak bisa di atasi, banjir Citarum tidak bersama warga sehidup semati.
Kursi K1 bukan untuk feodalis, bangsawan, elitis, borjuis. Sudah waktunya pemimpin lokal meniru pemimpin Nasional, banyak pimpinan Nasional sekarang terjun langsung ke lapangan. Diantaranya pemimpin dari PDIP suka bikin contoh bagus, ketemu langsung rakyat jelata, kalau perlu terseret banjir bareng-bareng. Rakyat susah, pemimpin harus susah.