Mohon tunggu...
Heddy Yusuf
Heddy Yusuf Mohon Tunggu... Jurnalis - Ingin jadi orang bijaksana, eh..jadinya malah Bijak sini - Bijak situ...
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulislah apa yang mau kau tulis

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Kursi Bupati Bukan untuk Feodalis

28 Februari 2021   03:57 Diperbarui: 28 Februari 2021   07:24 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Padahal hakekatnya jadi pemimpin itu harus kerja, kerja, kerja. Mensejahterakan rakyat. Menjadi pemimpin beneran itu jarang ada manusia yang sanggup, bebannya terlalu berat.

Tampaknya jadi tepat dalil Acton itu yang menggambarkan penguasa yang ingin lama berkuasa bisa mudah terpeleset. Maklum manusia mudah lupa. Menyalahgunakan kekuasaan tidak terasa. Diktator politik.

Karawang Gudang Penganguran

Masalah besar pemimpin Karawang untuk masa depan tapi dengan gaya pimpinan pola lama itu sangat tidak etis, jika tidak ada breakthrough, tidak ada terobosan akan begini terus, Karawang tidak ada kemajuan yang signifikan. Terutama soal pengangguran.

Data 2019 lalu, Solidaritas Pengangguran Pribumi Karawang (SPPK) mencatat, jumlah pengangguran di Karawang, Jawa Barat masih tinggi. sekitar 165.000 orang masih belum mendapatkan pekerjaan. Apalagi sekarang pandemi Covid-19 bisa bertambah dua kali lipat.

Angka pengganguran akan bertambah terus tiap tahun, salah satunya sulit mendapatkan pekerjaan bagi pribumi karena banyaknya pekerja dari luar wilayah Karawang, warga pribumi Karawang jadi penonton, gigit jari, tidak punya uang, tidak ada daya beli, mereka nelangsa tidak diproteksi Bupati Karawang.

foto-screenshot-instagram-cellicanurrachadiana-603ac75c8ede4864c32ef1d2.jpg
foto-screenshot-instagram-cellicanurrachadiana-603ac75c8ede4864c32ef1d2.jpg
Walau Karawang kota industri, warga pribumi sulit mendapatkan pekerjaan. Tenaga kerja di perusahaan lebih didominasi pencaker luar. Harapan rakyat itu Bupati lebih memperhatikan pengangguran lokal untuk meningkatkan kesejahteraan hidup rakyatnya. Kemiskinan sudah mencekik leher mereka. Saya anggap Cellica tidak berhasil dalam mengurangi angka pengangguran di Karawang.

Paling parah musibah banjir Karawang Februari kemarin, ketinggian banjir luapan sungai Citarum 4 Meter, tanggul jebol, rendam 14 Kecamatan dan 3.300 rumah, fasilitas sekolah rusak. Pembangunan drainase dinilai kurang baik. https://www.youtube.com/watch?v=AUhQDRCqrPw

Dan mirisnya Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tidak tahu data banjir Karawang saat ditanya wartawan. https://jabar.siberindo.co/07/02/2021/aneh-kepala-bpbd-tidak-tahu-data-banjir-karawang/

Untuk itu gaya pemimpin Karawang jika hanya bertahan pada sikap feodalisme, hanya jargon saja, hanya seremonial saja, selfi-selfi doang. Sementara itu penanggguran tidak bisa di atasi, banjir Citarum tidak bersama warga sehidup semati.

Kursi K1 bukan untuk feodalis, bangsawan, elitis, borjuis. Sudah waktunya pemimpin lokal meniru pemimpin Nasional, banyak pimpinan Nasional sekarang terjun langsung ke lapangan. Diantaranya pemimpin dari PDIP suka bikin contoh bagus, ketemu langsung rakyat jelata, kalau perlu terseret banjir bareng-bareng. Rakyat susah, pemimpin harus susah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun