Mohon tunggu...
HN
HN Mohon Tunggu... Guru - Teacher - Author - Writer

Membiarkan kata abadi dalam tulisan, terbalut dengan carut marut tinta. Harapannya semoga bermanfaat untuk sesama.

Selanjutnya

Tutup

Love

Rumah Tangga Hancur? Padahal Tidak Selingkuh dan Tidak KDRT

15 April 2023   08:09 Diperbarui: 15 April 2023   10:29 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dikutip dari firepix

Rumah tangga hancur? Padahal tidak selingkuh dan tidak KDRT

Rumah tangga ialah sepasang suami istri yang memutuskan hidup bersama dalam mengarungi bahtera kehidupan. Dalam ikatan yang halal, mengucap ikrar janji suci di hadapan wali dan para saksi. Mereka berdua resmi menjadi sepasang suami istri. Tidak lagi sendiri, kini kehidupan dijalani bersama berdua. Bertemu setiap hari, setiap 24 jam. Dari mulai bangun tidur, hingga tidur lagi yang pertama kali dilihat ialah pasangan hidupnya. Membuka mata sampai menutup mata, disitulah ada di sampingnya. Seperti yang kita ketahui, bahwa kehidupan rumah tangga tidak selalu mulus. Pasti ada kerikil permasalahan yang pernah dihadapi.

Rumah tangga yang harmonis, akan terasa tentram dan aman. Namun sebaliknya jika rumah tangga tersebut banyak cek-coknya, akan dirasakan tidak tenang. Bagaimana bisa tenang jika keduanya bentrok?

Namanya manusia hidup di dunia pastilah menghadapi yang namanya masalah. Tidak ada orang hidup tanpa masalah, semuanya pasti pernah mengalami masalah. Apapun masalah dalam hidup, termasuk masalah rumah tangga. Lantas apa saja yang membuat rumah tangga menjadi bermasalah? Apalagi sampai menyebabkan rumah tangga hancur. Apa penyebabnya?

Ada yang mengatakan penyebab utama hancurnya rumah tangga ialah selingkuh dan KDRT. Padahal kenyataannya ada penyebab lain yang berakibat fatal pada perjalanan rumah tangga. Diantaranya yaitu: adanya campur tangan orang lain, selain itu ada juga yang disebabkan karena suami/istri yang tidak mau ikut serta membantu urusan rumah tangga. Campur tangan orang lain ini, mengartikan bahwa ada orang lain yang ikut serta mengatur urusan rumah tangga. Padahal kehidupan rumah tangga itu dijalani oleh kedua orang yakni suami dan istri. Lantas kenapa orang lain juga ikut mengatur?  Orang lain disini bisa termasuk mertua/orangtua, kakak, adik dan sebagainya. 

Disini peran suami/istri akan merasa tidak berpengaruh, sebab secara dominan perannya sudah diambil oleh orang lain. Ada campur tangan orang lain dalam kehidupan rumah tangganya, itulah yang menyebabkan rumah tangga bentrok. Selain itu ada yang mengatakan bahwa penyebab lain hancurnya rumah tangga yaitu karena ketidak ikut sertaan suami/istri dalam mengurus rumah tangga. Namanya juga rumah tangga, pastinya dijalani bersama. Tidak hanya salah satunya saja, keduanya juga ikut menjalankan peran. 

Bagi pihak laki-laki menjalankan peran sebagai suami/ayah, sementara pihak perempuan menjalankan peran sebagai istri/ibu. Disini yang dimaksud peran dalam rumah tangga, tidak hanya sebatas mencari nafkah saja. Akan tetapi menembus sampai ke hal-hal lain yang menyangkut urusan rumah tangga. Seperti: mengurus anak, mengurus rumah, mengurus pasangan dan sebagainya. Tugas itu semua tidak hanya dilakukan oleh satu orang saja, melainkan dilakukan oleh keduanya. Jadi imbang dan sama rata. 

Tidak berat sebelah, apalagi sampai merasa hanya berjuang sendirian. Sangat disayangkan, banyak laki-laki yang mengartikan bahwa tugasnya sebagai suami/ayah itu hanya sebatas mencari nafkah saja. Lantas ia lepas tangan terhadap hal lain, dan diserahkan ke istrinya. 

Padahal seharusnya itu merupakan urusan berdua, bukan salah satunya. Istri juga pasti akan merasa berat jika semua tugas di urus dirinya sendiri. Begitupun sebaliknya, suami juga merasa seperti diabaikan jika semua hal dikerjakan oleh dirinya. Butuh kerja sama antara keduanya dalam mewujudkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah,  warohmah. Keduanya saling membantu antara satu sama lain, tidak hanya melimpahkan ke salah satunya. Bukankah rumah tangga ini urusan berdua? Kenapa yang berperan satu orang saja? 

Jika yang berperan hanya salah satunya, maka akan mengakibatkan kecekcokan dalam rumah tangga. Salah satunya pasti ada yang merasa keberatan menanggung beban sendirian. Mungkin awal-awal masih bisa dijalani, namun lama kelamaan merasa lelah juga.  Seperti halnya kerikil, awalnya hanya ada satu kerikil namun semakin lama semakin bertambah hingga menjadi batu kerikil yang menumpuk. Itulah yang mengakibatkan seseorang menjadi tidak kuat, sampai akhirnya menyerah. Termasuk permasalahan rumah tangga, awalnya merasa masih sanggup kemudian dipaksakan namun jika terus-terusan juga tidak kuat. 

Dalam hal ini bisa dilihat contoh realnya, seperti : seorang suami yang tidak pernah membantu urusan rumah tangga, sepenuhnya diserahkan ke istri sedangkan dirinya hanya mencari nafkah saja. Termasuk mengurus anak, bersih-bersih rumah, memasak, mencuci, membereskan dan lain sebagainya. Suami seakan acuh tak acuh soal itu, yang dia lakukan sebatas bekerja. Pikirnya dengan bekerja sudah menggugurkan kewajiban. Padahal ada kewajiban lain yang belum di lakukan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun