anak tunggal selalu diidentikan sebagai anak yang dimanja, segala keinginan-nya kan diusahakan u/dipenuhi oleh orang yang mengasuhnya(u/kalangan menengah ke atas). Tapi, tidak bagiku. aku merupakan anak yang terlahir saat usia pernikahan orang tuaku memasuki 10 tahun. mama dan bapakku sudah tidak kuat lagi untuk bekerja, membanting tulang mereka, membiayai sekolah dan kuliahku. Untungnya Tuhan memberikan motivasi yang besar terhadapku dan membukakan jalan yang mudah untukku. sehingga aku sudah bekerja dalam sebuah event sebelum menerima ijazah kelulusan SMA. Ternyata, itu merupakan awal bagiku. Manager menyukai semangat dan kinerja aku bekerja. Sehingga setelah event berakhir, dia menawarkanku untuk bekerja di restoran yang dia manageri. Karirku terus berkembang. Aku dimutasi ke tempat yang lebih berkompeten. Tapi, aku tak pernah mau menyerah mencari yang lebih baik. Sampai akhirnya aku diterima kerja di Bank swasta, walaupun sama statusnya kontrak. Tapi, paling tidak aku dapat impian yang mama dan bapakku tak dapat memberinya yaitu ; kuliah. Masa kontrakku hampir habis dan begitupun kuliahku. aku punya satu keinginan lagi sekarang, training memasak dari mama. percuma kan kalau aku gak jago masak sementara mamnya jago masak. sepertinya setiap keinginan yang sudah terpenuhi tumbuh lagi keinginan lainnya untuk terus belajar dari hidup dan mengenal hidup.semoga keinginan untuk belajar tentang hidup ini dapat membuatku menuju jalan yang lebih baik sehingga aku dapat memberikan suatu yang berharga untuk orang yang berharga juga tentunya dalam hidupku