Mohon tunggu...
Rahmi H
Rahmi H Mohon Tunggu... Guru - Peskatarian

Ngajar | Baca | Nulis Kadang-Kadang Sekali

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Hijrah, Daftar Bacaan, dan Jatuh Cinta

13 Desember 2020   15:10 Diperbarui: 13 Desember 2020   15:11 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyusun daftar bacaan tidak sekadar memilih buku-buku lalu menentukan target waktu kapan buku-buku itu selesai dibaca. Tapi menyusun daftar bacaan artinya menentukan corak pengetahuan seperti apa yang akan kita serap sepanjang (hidup) tahun.

Sebab, daftar bacaan menjadi salah satu penentu bagaimana kita membangun pola pikir, sikap, tindakan, cara beragama bahkan cara kita memandang orang lain.

Sejak tiga atau empat tahun lalu, saya mulai belajar menyusun daftar bacaan berdasarkan kebutuhan akademik, pekerjaan, sosial maupun spiritual.

Beberapa tahun sebelumnya saya tidak pernah menyusun daftar bacaan berdasarkan kebutuhan apapun, hingga saya merasa telah melahap banyak buku tanpa mempertimbangkan pengetahuan seperti apa yang dibutuhkan.

Saya termasuk tipe pembaca yang tidak begitu peduli pada tren bacaan yang sedang viral atau pada buku-buku yang dianggap keren oleh beberapa orang atau kominutas tertentu, tapi tetap memperhatikan, jika perlu mempertimbangkan rekomendasi bacaan terutama dari mereka yang menekuni dunia buku.

Mulai awal tahun 2020 saya menyusun daftar bacaan yang terdiri dari buku-buku bertema keagamaan/keislaman. Saya mengawalinya pada kajian-kajian keislaman klasik, yang sebagian besarnya terdiri atas sejarah (pendidikan, pemikiran, tasawuf, kebudayaan dll).

Beberapa buku klasik yang masuk dalam daftar bacaan saya diantaranya "Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai - Zamakhsyari Dofier (1982)" "Bilik-Bilik Pesantren - Nurcholis Madjid (1997)" "Menggerakkan Tradisi - Abdurrahman Wahid (2001)" "Administrasi Islam Indonesia - Deliar Noer (1983)" "Pembaharuan Dalam Islam - Harun Nasution (1996)" "Kawan dalam Pertikaian, Kaum Kolonial Belanda dan Islam di Indonesia (1596-1942) - Karel Steenbrink" dan lain-lain.

Saya memilih buku-buku tersebut sebab sejak dulu niatan (sekadar niat) saya adalah mengkaji wacana-wacana keislaman klasik hingga modern. Di sela-sela keharusan menyelesaikan daftar bacaan, sesekali saya selipkan membaca beberapa buku yang tidak berkaitan dengan tema tersebut.

Namun, menyempatkan membaca buku yang tidak sesuai dengan tema yang telah ditentukan, merupakan godaan tersendiri. Niatan awalnya sekadar mengambil jeda dari beberapa bacaan yang tergolong berat dan serius. Maka saya memilih "Pak Tua Yang Membaca Kisah Cinta - Luis Sepulveda" sebagai upaya menyegarkan otak.

Ternyata keinginan membaca novel terus berlanjut, jadilah saya menyimpang lagi ke "Cinta Tak Pernah Tepat Waktu - Puthut EA"
yang justru membuat saya makin santai melihat tumpukan bacaan yang masih setengah, sementara akhir tahun kian dekat.

Sesudahnya saya masih mengeja "Majnun Sejak Berjumpa Layla - Candra Malik" yang merupakan novel tasawuf pertama yang saya baca. Ceritanya lumayan menyadarkan dan membuat saya kembali ke tema sesungguhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun