Mohon tunggu...
Hasya Atqiya
Hasya Atqiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar SMAN 28 Jakarta

Bahasa Indonesia kelas XI MIPA 5

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Cerpen: Segores Coretan Beruang

22 November 2020   10:59 Diperbarui: 22 November 2020   11:09 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 "Tidak," desah Rara sedih, mencondongkan tubuh ke depan telapak tangannya sambil memegang pipi tembamnya.

"Bapak itu tidak mengatakan apa-apa."

"Kau tahu Ra, niatmu sangat bulat sampai-sampai bisa mencoret gelasnya. Kalau aku mungkin tidak berani melakukan itu." Ujar Meli menunjuk Rara.

Rara mengangkat bahu, "Bagaimanapun juga, aku ingin bapak itu setidaknya terhibur dengan gambaranku!" pautnya.

 Keesokan paginya, Pak David datang ke kafe seperti biasa. Rara sedikit ragu dan bingung karena tidak ada respon atau komplain yang diberi bapak tua itu terhadap ulahnya kemarin. Rara menggeleng kepala mencoba menghapus rasa keraguannya dan tetap mencoret-coret gelas Pak David seperti yang ia lakukan kemarin. Kali ini ditambahkan gambar pelangi, tidak lupa dengan gambar beruang. Tetap saja, tidak ada respon dari Pak David dan langsung keluar dari kafe begitu saja.

 Hari-hari selanjutnya tetap sama. Rara mencoret-coret gambar lucu khusus untuk gelas Pak David dan ia tetap tidak merespon apa-apa. Pernah suatu hari Rara menggambar beruang bertengkar dengan lebah memperebutkan madu di gelas Pak David. Tidak salah lihat, Pak David sedikit merespon gambar tersebut dengan menutup mukanya dengan topi yang ia kenakan. Rara juga sedikit melototkan matanya heran, apa jangan-jangan Pak David tersenyum dibalik topi itu? Atau mungkin gambar tadi terlalu berlebihan? Wajah Rara tiba-tiba memucat.

 Sekarang Rara panik. Wajar karena ulah yang ia lakukan mungkin sudah terlewat berlebihan. Bayangkan gelas pesanan dicoret-coret setiap hari dan tidak ada respon dari pembeli, sudah pasti pembeli itu tidak nyaman, pikir Rara.

 Keesokan harinya Rara memutuskan berhenti mencoret-coret gelas bapak dosen galak itu. Tidak hanya menjaga kenyamanan Pak David saja, tetapi juga menjaga image-nya agar tidak dicap sebagai murid nakal sehingga nilai Rara turun apabila Pak David menjadi dosen kelasnya. 

Rara menegakkan badannya saat melihat Pak David memasuki pintu kafe. Seperti biasa bapak tua itu tidak menyapa dan langsung memesan kopi dengan muka garangnya. Kali ini berbeda, gelas Pak David yang biasanya membutuhkan waktu 5 menit untuk dihidangkan sekarang cuman butuh 3 menit.

"Ini pesanannya, Pak." Meli memberi pesanan Pak David dengan ramah.

 Pak David terdiam sebentar melihat gelas kopinya. Terdiam sebentar tapi sedikit lama, ia langsung menghentakkan kakinya ke arah kasir dimana Rara berada. Saat itu tidak ada antrean di kasir sehingga Pak David langsung berada di depan kasir dan meletakkan gelas kopinya sedikit kasar sehingga kopi di dalamnya hampir tumpah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun