Mohon tunggu...
Hassya Azmikanaura
Hassya Azmikanaura Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi S1 Ilmu Komunikasi

Halo! Saya merupakan seorang mahasiswi yang tengah mencoba untuk menyalurkan hobi saya dalam menulis melalui Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kedai Khay, Berawal dari Sambal hingga Kue Kering

17 Mei 2024   20:45 Diperbarui: 17 Mei 2024   20:46 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sambal Ninen's (Dokumentasi Penulis)

Bisnis di dunia kuliner merupakan salah satu sektor yang terus berkembang dan memiliki daya tarik tinggi bagi banyak pengusaha. Di era modern ini, kuliner tidak hanya tentang makanan, tetapi juga pengalaman, inovasi, dan adaptasi terhadap perubahan tren serta preferensi konsumen. Dari hasil penelitian Big Data 2020 dari Badan Pusat Statistik (BPS), yang melaporkan penjualan online di Indonesia pada periode Februari hingga Juli 2020 meningkat tajam. Dari total transaksi penjualan online, kategori yang jadi favorit masyarakat adalah bahan makanan sebanyak 51 persen, disusul produk kesehatan mencapai 20 persen.

Fenomena bisnis kuliner ini pun dimanfaatkan oleh Katriena Dwi Harsadina, seorang ibu rumah tangga berdomisili di Bandung yang sudah menggeluti bisnis dunia kuliner semenjak tahun 2012. Pada awalnya, Katriena hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa yang hobi memasak. Ia mengaku bahwa ia biasanya hanya memasak untuk orang-orang yang ia kenal, seperti keluarga atau teman-temannya. Akan tetapi, karena banyak orang memuji masakannya, Katriena pun berpikir untuk mencoba peruntukkannya di dunia kuliner.

Pada awalnya, Katriena mencoba untuk menjual sambal buatannya dengan merek Ninen's. Ia menyediakan tiga jenis varian rasa untuk sambal ini, yaitu sambal ijo teri, sambal cengek, dan sambal balado. Bisnis sambal ini pun disambut hangat oleh para masyarakat Bandung, bahkan digadang-gadang sebagai salah satu pionir sambal di Bandung.

"Sambel Ninen's tuh salah satu pionir dari sasambelan di Kota Bandung, bahkan sudah punya banyak reseller yang tersebar di berbagai daerah," ungkap Katriena ketika diwawancarai pada hari Senin (13/05/2024).

Seiring dengan berjalannya waktu, Katriena pun mencoba untuk melebarkan sayap bisnis kulinernya dengan menjual nasi Hainan. Nasi Hainan buatannya ini pun disambut dengan penuh antusias oleh para konsumen.


"Sempet bosen karena cuma jualan sambel doang, akhirnya coba jual nasi Hainan dan ternyata pada suka juga," tutur Katriena.

Hal ini pun membuat Katriena mulai membuka sebuah kedai nasi Hainan bernama Kedai Khay. Tidak hanya nasi Hainan, Katriena pun menjual berbagai macam makanan lain di kedainya, seperti rice bowl dan aneka jajanan.

Kedai Khay dan Para Pengunjungnya (Dokumentasi Penulis)
Kedai Khay dan Para Pengunjungnya (Dokumentasi Penulis)

Katriena pun tidak hanya sekadar memasak makanan asin saja, ia pun gemar membuat kue dan menerima pesanan aneka kue kering. Bahkan, kue-kue buatannya selalu dibanjiri oleh pesanan setiap waktu, terutama pada perayaan hari-hari besar seperti Idul Fitri, Natal, dan Imlek. Beberapa kue kering yang ia jual adalah kue nastar, kue coklat, kue putri salju, dan kue kastangel.

Kue Kering yang dijual Katriena (Dokumentasi Penulis)
Kue Kering yang dijual Katriena (Dokumentasi Penulis)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun