Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Koperasi Sampah "PKPS" sebagai Poros Circular Ekonomi

2 Juli 2020   11:35 Diperbarui: 2 Juli 2020   11:35 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Circular economy. Sumber: interreg2seas.eu

Baca Juga: Koperasi Sampah "PKPS" Mereformasi Perkoperasian Indonesia

Fakta terjadi perdebatan terus menerus, karena tidak ada poros sebagai pengikat kebersamaan. Maka perdebatan demi perdebatan terus berlanjut tanpa henti. 

PKPS akan menghentikan perdebatan konyol itu, menuju silaturahim sosial dan ekonomi yang harus berimplikasi pada peningkatan kesejahteraan bagi semua pihak yang mengelola dan mengolah sampah di seluruh Indonesia.

Coba merenung bila sudah memahami apa itu PKPS. Lalu simulasikan apa harapan dan kesusahan Anda, Yakin PKPS akan menjawab dengan obyektif harapan dan kesusahan itu, tanpa merugikan satu sama lainnya. PKPS hanya akan dibenci oleh manusia berkarakter koruptif dan pengusaha yang ingin monopoli.

Tidak ada circular yang bisa terjadi tanpa adanya PKPS sebagai penengah yang adil untuk kepentingan bersama. Silakan diuji, untuk menghentikan perdebatan konyol dan memalukan bagi Indonesia.

Yogyakarta, 2 Juni 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun