Mohon tunggu...
Hasna Leginasawati
Hasna Leginasawati Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - BD20A UNIVERSITAS AMIKOM PURWOKERTO

Mahasiswa Universitas Amikom Purwokerto

Selanjutnya

Tutup

Money

Ide Cemerlang untuk Bisnis Sukses diera Pandemi

8 Mei 2021   21:01 Diperbarui: 20 Juli 2021   13:40 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah sejak tahun 2020 kita mengalami masa sulit akibat serangan Covid-19. Covid-19 tidak hanya berdampak pada mahasiswa maupun pekerja, namun juga untuk pegiat bisnis dan wirausaha.

Sampai tahun 2021, kita masih belum bisa terbebas 100% dari virus ini. Kita masih tetap harus menjaga jarak, bahkan untuk sekolah, kuliah, dan bekerja juga masih dibatasi. Kita tidak bisa sebebas dulu dalam melakukan kegiatan.

Sebelum adanya virus corona ini mayoritas pedagang pasti ramai pengunjung karena belum diadakannya aturan social distancing. Dengan diadakannya social distancing ini banyak peraturan yang harus ditaati dengan tujuan untuk mengurangi jumlah pasien positif corona.

Dengan adanya Covid-19, pemerintah juga membuat peraturan untuk masyarakat sekitar. Di balik semua peraturan yang dibuat oleh pemerintah untuk masyarakat tentang pandemi mengakibatkan pro dan kontra. Apa saja pro dan kontranya?

Untuk yang pro, masyarakat dalam melakukan pembelian barang secara offline seakan lebih teratur dan juga mengurangi adanya kerumunan. Sedangkan untuk kontra, tempat perbelanjaan secara offline seperti mall dan pasar mengalami penurunan penghasilan karena peraturan yang membatasi adanya kerumunan, sehingga pengunjung lebih suka belanja secara online.

Di masa pandemi ini banyak orang yang beralih profesi menjadi wirausaha dengan harapan penghasilan yang menggiurkan. Tetapi semakin banyak pebisnis yang baru semakin banyak juga pesaing dengan jenis bisnis yang sama.

Sebagai contoh, di pandemi ini kebutuhan akan masker sangat meningkat. Oleh karena itu banyak pebisnis baru yang memulai usahanya dengan cara menjual masker. Pada awal pandemi, kebutuhan masker yang meningkat membuat jumlahnya menjadi langka. Kelangkaan ini menimbulkan masalah baru.

Harga masker dinaikkan secara drastis oleh penjual. Hal ini karena, masyarakat sangat membutuhkan masker dan kelangkaan masker yang terjadi. Sehingga para produsen dan penjual dengan mudah menaikkan harga. Berapa pun harga masker yang dikehendaki penjual akan tetap laku. Bahkan pada saat itu harga masker bisa dikatakan lebih dari harga kebutuhan pokok.

Waktu terus berjalan, ada masanya ketika masyarakat sudah bosan terhadap sesuatu. Kebosanan itu bisa ditangani ketika pebisnis mempunyai ide yang kreatif dan inovatif sehingga pembeli tidak merasa bosan dan bahkan pindah minat ke pebisnis lainnya.

Contoh saja saat menjual masker yang pada awalnya merupakan incaran pembeli karena sangat butuh dengan masker walaupun dengan harga yang tinggi, tapi lama kelamaan karena banyak orang yang berpindah profesi sebagai penjual masker sehingga stok masker sudah kembali seperti semula dengan harga yang pada umumnya dan bahkan ada yang menjual secara murah karena persaingan yang begitu sengit.

Oleh karena itu, banyak pebisnis yang berlomba-lomba menggunakan ide kreatifnya untuk menghasilkan produk yang memiliki ciri khas sehingga beda dari yang lain agar konsumen tertarik untuk mencoba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun