Mohon tunggu...
Hasna Harahap
Hasna Harahap Mohon Tunggu... Guru - Unimed Bimbingan Konseling

hasna harahap

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menggali Minat dan Bakat Anak Berkebutuhan Khusus

10 April 2021   11:45 Diperbarui: 10 April 2021   11:55 4122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan istilah lain untuk menggantikan kata "Anak Luar Biasa (ALB)" yang menandakan adanya kelainan khusus, Anak berkebutuhan khusus memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dan lainnya. Menurut James, Lynch dalam Astati (2003) bahwa anak-anak yang termasuk kategori berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa (Anak berkekurangan dan atau anak berkemampuan luar biasa), anak yang tidak pernah sekolah, anak yang tidak teratur sekolah, anak yang drop out, anak yang sakit-sakitan, anak pekerja usia muda, anak yatim piatu dan anak jalanan. Kebutuhan khusus mungkin disebabkan kelaianan secara bawaan atau dimiliki kemudian yang disebabkan masalah ekonomi, kondisi sosial emosi, kondisi politik, dan bencana alam.

Bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang "inherent" dalam diri seseorang yang dibawa sejak mereka lahir dan terkait dengan struktur otak. Secara genetik struktur otak memang telah terbentuk sejak lahir, tetapi berfungsinya otak itu sangat ditentukan oleh caranya lingkungan berinteraksi dengan anak manusia itu.Bakat dapat diartikan pula sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih. Sedangkan minat ialah suatu dorongan yang membuat terkaitnya perhatian individu pada objek tertentu seperti pekerjaan, pelajaran, benda dan orang.

Menurut saya, orang tua perlu mendampingi anaknya sejak dini untuk mengetahui bakatnya dengan mengenalkan berbagai macam aktivitas. Dengan eksplorasi berbagai macam kegiatan-kegiatan positif kepada anak maka akan lebih memudahkan orang tua dalam menilai manakah hal-hal yang paling ia sukai. Biasanya, seseorang akan senang menekuni apa yang ia sukai. Jadi, kenalkan si kecil misal dalam kegiatan memasak, melukis, pemrograman komputer, desain secara fisik/digital, bahasa asing, atau menekuni suatu ilmu dengan memberikannya buku bacaan dan mendiskusikan buku tersebut setelahnya. Tidak menutup kemungkinan bahwa meskipun masih kecil, tapi banyak dari anak-anak yang sudah memiliki potensi yang mumpuni dengan dukungan orang tuanya yang cepat mengetahui dan menanggapi bakat anak tersebut. Pernah mendengar seorang anak yang masih berusia belia tapi menguasai beberapa bahasa asing atau anak lainnya yang sangat lihai dalam pemrogaman komputer? Ya, orang tuanya cepat tanggap setelah mengetahui minat anaknya pada komputer, sehingga mereka memberikan anak tersebut komputer untuk mengasah kemampuannya.

Di sisi lain, betapa banyak anak-anak yang bahkan setelah mencapai waktu untuk menentukan kemana arah kariernya (baca: kuliah) kebingungan dalam menentukan pilihan. Mereka tidak tahu apa yang menjadi potensi dirinya karena tidak ada yang benar-benar ditekuni dalam suatu hal. Ya, walaupun pada akhirnya dalam menentukan arah karir si anak tidak hanya mempertimbangkan bakat/potensi saja melainkan juga ketersediaan biaya, prospek kerja dan lain lain.

Program Unjuk Bakat Sebagai upaya untuk melatih kemampuan siswa tampil didepan umum, maka sekolah membuat program Muhadhoroh atau Public Speaking. Siswa ABK dilatih untuk tampil agar dapat diketahui potensi positif yang ada dalam dirinya oleh teman-teman sesama siswa. Kegiatan ini juga menjadi sebuah ajang unjuk bakat. Kegiatan rutin ini dilaksanakan dua pekan sekali setiap hari Jum'at pekan kedua dan keempat. Setiap pekannya masingmasing kelas bergiliran menjadi petugas dan penampil. Selain itu juga siswa ABK diikutsertakan pada program unjuk bakat incidental sepert kegiatan open house sekolah maupun peringatan hari besar (PHB). Beberapa minat dan bakat yang pernah ditampilkan diantaranya adalah penampilan PK 7 yang menampilkan kemampuannya dalam berpidato, PK 6 menunjukkan keahliannya dalam adzan, PK 8 yang bernyanyi seolah mengungkapkan isi hatinya. Hal tersebut dipaparkan oleh Informan 4 bahwa, "(PK 7) dakwah, (PK 6) adzan, PK 8 nyanyi azab, sedih bu, 'aku tidak ingin di takdirkan seperti ini' cenah (katanya). PK 5 story telling ya bu, terus yang berempat (PK 2, PK 3, PK 4, PK 5) mah PBB (pasukan baris berbaris)" (Informan 4). Selain itu dalam praktek Bahasa juga mereka ternyata dapat menunjukkan bakatnya, "praktek bahasa baca puisi, ada ekspresi yang dia keluarkan walaupun terdengar lempeng" (Informan 5). Beberapa pihak termasuk diantaranya Tutor sempat merasa pesimis dengan memberikan latihan baris beerbaris, ternyata setelah dicoba mereka bisa mengikutinya. Beberapa kemampuan khusus siswa inklusi pada beberapa hal jika betul-betul diarahkan maka sangat memungkinkan akan melebihi siswa umum. Berdasarkan hal tersebut, GPK merekomendasikan agar siswa ABK lebih banyak diberikan kesempatan untuk dapat menunjukkan bakat baik dalam lomba dan lainnya. Beberapa pihak di sekolah pun masih ada yang merasa pesimis untuk menampilkan siswa ABK, sehingga GPK mendoorng agar siswa ABK dilibatkan.

Sedangkan Peran guru dalam pengembangan bakat dan minat siswa berekebutuhan khusus di SLB adalah:

  1. Mencari tau bakat dan minat siswa, dengan cara memberikan stimulus pada siswa, melihat dari data asesmen dan daftar nilai pada mata pelajaran tertentu, menyeleksi siswa pada kegiatan pembelajaran tertentu, serta melakukan konsultasi langsung terhadap orang tua siswa.
  2. Memberikan motivasi, memberikan nasehat, bimbingan moral setiap hendak mengajar juga memberikan keteladanan kepada semua peserta didik khususnya yang berkaitan dengan pengembangan bakat dan minat di SLB C dan C1 Yakut Purwokerto.
  3. Memberikan pelatihan dan perhatian khusus terhadap siswa yang berbakat guna memaksimalkan bakat dan minat yang dimiliki siswa.

Dengan berbagai peran yang dilakukan oleh guru sudah tentunya pasti ada faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam Pengembangan bakat dan minat siswa berkebutuhan khusus di SLB meliputi:

  1. Faktor gen atau keturunan pada diri anak.
  2. Kepribadian yang dimiliki anak.
  3. Lingkungan tempat tinggal anak.
  4. Pola asuh dan dukungan orang tua.
  5. Sarana dan prasarana di sekolah terkait kegiatan pengembangan bakat dan minat.

Bahkan penyanyi terkenal Stevie Wonder yang berhasil menjadi penyanyi terkenal dan penulis lagu dari Amerika yang melegenda dengan dibalik kesuksesannya yang memiliki kekurangan dalam penglihatan, namun mereka semua mampu bertahan seperti saat ini berkat bakat yang dikembangkan. Bukti lain yang ada di sekitar kita khususnya di Indonesia sendiri juga dapat dikuatkan dengan pengalaman Chatib (2014:60) yang memiliki anak dengan kelemahan discalculia atau kesulitan dalam menghitung namun berhasil menjadikan anaknya terampil dalam menghasilkan berbagai puisi melalui pembinaan strategi Multiple Intelligence yang dilakukannya untuk mencari tahu berbagai kecerdasan yang dimiliki setiap anak yang mungkin dianggap memiliki kekurangan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun