Debat cagub-cawagub jateng dalam bahasa Jawa
Saya terinspirasi oleh usulan Dosen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjajaran (Unpad), Reiza D. Dienaputra, Menjelang pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Barat 24 Februari lalu, beliau mengusulkan adanya debat cagub-cawagub dalam Bahasa Sunda. Hal itu untuk mengukur sejauh mana cintanya terhadap budaya Sunda.
Sepengetahuan saya, dalam aturan KPU maupu UU yang di atasnya tidak ada aturan yang melarang atau mengharamkan debat dalam bahasa daerah, maka sebagai rakyat jawa tengah saya memiliki angan-angan alangkah lebih baik apabila dalam nguri-uri bahasa dan budaya Jawa tidak ada salahnya apabila debat cagub dan cawagub besok menggunakan bahasa Jawa. Hal ini tentunya memiliki beberapa keuntungan daripada menggunakan bahasa Indonesia.
Pertama, kita bisa lebih tahu bagaimana sebenarnya para calon itu peduli dan memahami bahasa dan budaya Jawa. Kalau dengan bahasa Indonesia saya sudah yakin 100 persen semua lihai tapi kalau dengan bahasa Jawa saya masih ragu.
Kedua, ikut nguri-uri bahasa Jawa yang sekarang sedang dalam posisi mengkhawatirkan. Sekarang orang Jawa sudah banyak yang tidak njawani. Dalam mata pelajaran di SD bahasa Jawa sudah menjadi momok yang selalu ditakuti para siswa.
Ketiga, ikut membantu program pemerintah dalam mengangkat dan melestarikan karakter local yang adiluhung..
Sementara gitu dulu.. sugeng enjang heheheh