Mohon tunggu...
Pak STO
Pak STO Mohon Tunggu... -

Salesman | penikmat dan pencinta bola | menyukai pariwisata | suka nulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Digitalisasi, Sebuah Keniscayaan - Selamat Jalan BOLA

22 Oktober 2018   16:27 Diperbarui: 22 Oktober 2018   16:23 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
BOLA edisi 19 Okt 2018 (dokpri)

Sedih mendengar kabar Tabloid Bola (BOLA) mau mengakhiri edisi cetaknya pada 26 Oktober 2018 mendatang. Terlalu banyak kenangan dengan tabloid olah raga legendaris ini. Saat era 80 dinggga 90an, saat internet masih menjadi barang langka, BOLA adalah solusi terbaik untuk mendapatkan berita sepak bola paling aktual dan terpercaya. Tulisannya mengalir dan enak untuk dibaca. Pun dengan data-datanya yang lengkap dan akurat.

Berkenalan dengannya saat masih SMP (sekitar kurun waktu tahun 89 atau 90), saya biasa nebeng baca saat Om saya membeli setiap Jumat. Menginjak masa SMA saya sudah mulai kecanduan dan mulai menyisihkan uang jajan untuk sekedar membeli tabloid ini. Masa paling sakau dengan tabloid ini adalah saat akhir SMA dan masuk kuliah. Saat itu bahkan rela untuk menunggu di agen pada hari Kamis sore, berharap menjadi orang pertama yang membeli BOLA, hehe.

Saat itu Liga Italia berada pada puncak kejayaan, kira-kira 1990 sd 2000, saat itu juga BOLA makin menjadi candu. Seingat saya dari harga Rp. 400,- hingga akhirnya krisis ekonomi melanda, akhirnya Bola menjadi Rp. 2.500. Kemarin, terakhir saya beli di Banjarmasin Rp. 7.500,- (edisi 19 Oktober 2018/ 2 edisi terakhir menjelang tutup).

Gara-gara BOLA, masa 90an sampai 2000an kita familiar dengan istilah-istilah sepakbola Italia seperti scudetto, attacante, allenatore, centrocampista, giornata, ammunito, espulso, capolista dan masih banyak lagi. 

Hadir sebagai sisipan Kompas sejak 3 Maret 1984, akhirnya melepaskan diri dari saudara tuanya tahun 1988. Memenuhi dahaga pembacanya karena terbit 1 kali seminggu dirasa terlalu lama, akhirnya bola terbit 2 kali seminggu setiap Selasa dan Jumat. Saat BOLA mengeluarkan edisi Harian (7 Juni 2013 - 31 Okt 2015), saya sudah tidak terlalu mengikuti.

Saat televisi swasta belum seperti sekarang, BOLA-lah yang rajin mengirim wartawan pada saat event-event besar olah raga semisal Piala Dunia. Kita serasa terhipnotis dengan liputan dan ulasannya.

Catatan ringan Sumohadi Marsis, laporan langsung Bung Rayana Djakasurya dari Italia adalah menu wajib yang mesti dibaca. Nama-nama seperti Weshley Hutagalung, Hardimen Koto (sebelum akhirnya hijrah ke GO), Ian Situmorang, Yudhi Febiana, Arief Natakusumah dan beberapa wartawan lainnya adalah nama-nama beken jaminan mutu. Tentu tak ketinggalan Sepakbolaria-nya Hanung Kuncoro (Nunk) dengan Si Gundul-nya yang lucu dan konyol. Pokoknya, mereka adalah idola saat itu. Jadi jurnalis olah raga asyik juga ya, pikir saya waktu itu, hehe...

Waktu itu nggak keren kalo anak muda nggak paham sepakbola, maka BOLA adalah bacaan wajibnya. Poster pemain bola luar negeri dan dalam negeri, potongan gambar pemain pun menghiasi kamar, hayo ngaku saja !

Sebagai penggemar bola nasional, lewat BOLA juga saya menjadi saksi era penggabungan Galatama dengan Perserikatan menjadi Liga Indonesia tahun 1994/1995, Liga Dunhill kala itu namanya. Waktu itu saya sudah rajin nonton PSIM dan Mataram Putra di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta. Pun demikian dengan berita perkembangan Kurniawan Dwi Julianto dkk melalui program PSSI Primavera yang dititipkan ke Klub Sampdoria (Italia) tahun 1993/1994 diulas secara detil.

Suatu ketika saat kuliah tahun 1995, iseng-iseng beberapa kali nulis di forum pembaca Bola dan terpilih menjadi tulisan utama, seneng banget dikirimi poloshirt dan topi. Judulnya masih ingat jelas, Menyoal Stadion di Indonesia. Ah... sayang kliping tulisan-tulisan saya tak terselamatkan lagi....

Sedih, terlalu banyak kenangan dengan tabloid legendaris ini. Banyak yang kehilangan, namun itulah ketika roda jaman berputar. Ketika digitalisasi adalah sebuah keniscayaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun