Mohon tunggu...
Harrys Simanungkalit
Harrys Simanungkalit Mohon Tunggu... Freelancer - Hotelier

Manusia Biasa Yang Sering Overthinking

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menginspirasi Dengan Menulis

14 November 2014   03:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:51 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1415890186465194619

[caption id="attachment_375065" align="aligncenter" width="528" caption="Chip.co.id"][/caption]

Sebagai guru Visual Art, murid-murid saya mungkin tidak pernah menyangka bahwa saya juga bisa menulis. Mereka sebelumnya menduga bahwa saya hanya bisa menggambar. Apalagi selama ini ada semacam stereotype bahwa penulis biasanya membutuhkan illustrator untuk merepresentasikan isi tulisannya ke dalam bentuk gambar, entah itu dalam bentuk ilustrasi atau cover.  Oleh karena itu seolah ada kesan bahwa penulis tidak bisa menggambar, dan tukang gambar tidak bisa menulis.

Semua berawal pada tahun ajaran baru, dimana setiap guru diwajibkan membuat sebuah profil diri secara singkat berbentuk majalah dinding berupa kombinasi tulisan dan gambar. Sebagai portfolio, disitu saya pamerkan tulisan saya yang pernah dimuat di majalah skala nasional, yang kontennya berupa wawancara seorang figur publik.

“Pak Harrys seorang wartawan?” tanya murid-murid saya penasaran. Saya hanya menggeleng. Saya katakan bahwa saya hanya seorang yang suka menulis. Menulis apa saja. Menulis apa yang saya lihat, saya rasakan dan saya ingin bicarakan.

Kebetulan saja pada saat itu saya berkesempatan bertemu dengan seorang figur publik dan berbicara dengannya. Hasil pembicaraan kami kemudian saya tulis menjadi bentuk wawancara yang kemudian saya kirim ke sebuah majalah. Dan ternyata dimuat.

“Pak Harrys mendapatkan uang dari hasil tulisan itu?” tanya murid-murid saya lagi. Tentu saja. Walaupun pada awalnya saya tidak mengharapkan itu. Seperti yang saya bilang, saya hanya seseorang yang senang menulis apa saja. Jika ternyata kesenangan saya itu bisa menghasilkan uang, itu adalah bonus.

Oleh karena itu juga saya selalu ingatkan kepada murid-murid saya, bahwa menulis itu penting. Kesenangan menulis itu membuat kita menjadi peka, perhatian dan peduli dengan sekitar kita. Segala sesuatu menjadi selalu memiliki sisi positif, karena berpotensi menjadi sebuah cerita atau tulisan. Menulis juga memperkaya tata bahasa dan mengasah imajinasi dan sensitifitas kita, sehingga lebih kreatif berpikir dan santun dalam menyampaikan sesuatu.

Saya tentu menyadari sepenuhnya bahwa tidak semua murid-murid saya senang menuangkan segala sesuatu lewat tulisan, meskipun sebenarnya mereka adalah pemerhati objek dan kejadian lingkungan sekitar. Sebagian lebih senang menuangkannya dalam bentuk gambar, entah itu dalam format ilustrasi atau komik. Itu juga tetap saya dukung, karena buat saya itu adalah bagian dari kegiatan ‘menulis’ dalam bentuk yang lain, yaitu menyampaikan sesuatu atau sharing.

Saya bersyukur karena saya bisa memberi contoh kepada murid-murid saya. Misalnya, komik karya saya juga pernah dimuat di Kompas, dan membuat murid-murid saya bangga dan ingin membuat komik juga. Ya, lebih baik mereka berkarya dalam bentuk komik daripada tawuran di jalanan.

Begitu juga dengan tulisan. Beberapa cerita anak dan naskah popular karya saya juga pernah dimuat di beberapa koran skala nasional, termasuk Kompas. Itu juga membuat murid-murid saya antusias, ingin membuat tulisan dalam bentuk cerita dan naskah juga.

Salah seorang murid saya pernah menyelutuk bahwa saya, bahwa dengan kemampuan saya seharusnya adalah guru Bahasa Indonesia atau wartawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun