oleh : Harrista Adiati,M.Psi,Psikolog
"Kupanjatkan doa syukur kehadirat Sang Pencipta. Syukur atas kelahiranku sebagai seorang perempuan. Syukur atas setiap detik hidupku dengan suka maupun duka. Atas setiap tetes air mata yang mengalir bagi keluargaku, bagi kaum ku perempuan, dan bumi ini. Setiap rangkaian kehidupan yang telah kulewati sebagai perempuan, tiada mulus perjalanan ini. Namun yang kutahu, perempuan telah diciptakan sedemikian rupa istimewa untuk mejadi ibu bagi kehidupan."
 Peringatan Hari Kartini, kali kedua di saat Pandemi Covid 19, menjadi rangkaian kehidupan yang menguji ketahanan perempuan. Tidak mudah. Dalam perannya di dalam keluarga, profesi dan kemasyarakatan; perempuan mempunyai tantangan dan kesempatan untuk menunjukkan perannya dalam merawat serta menjaga kehidupan. Menjaga keluarga tetap sehat dan sejahtera dalam menghadapi pandemi ini. Menjaga profesionalitas kerja dalam profesi. Membawa masyarakat kepada harapan untuk suatu kehidupan normal baru dengan beradaptasi pada pandemi.
Apabila para perempuan mengoptimalkan potensi yang dimiliki sehingga teraktualisasikan secara maksimal, maka terjadilah perubahan besar dalam peradaban manusia (Nurhayati, 2012).
Tentu saja, menyerah bukanlah pilihan, Kartini memberikan teladan nyata bahwa ia mampu mengambil pilihan yang tepat untuk dapat mengoptimalkan potensi yang ada dalam dirinya. Kartini tidak hanyak "ndherek" (ikut) saja pada sistem dan kondisi. Kartini mampu menginisiasi suatu pemikiran untuk maju, belajar, dan berjuang dengan demikian ia mampu membawa kehidupan bagi kaumnya. Hasil karya Kartini bukanlah pemberian, namun suatu perjuangan tak kenal lelah.
Menjadi perempuan adalah tentang kelahiran, menjadi perempuan pembawa kehidupan adalah pilihan.
Peringatan Hari Kartini ini menjadi refleksi bagi kita para perempuan. Ada tiga pertanyaan refleksi untuk para perempuan renungkan :
- Apakah potensi diri kita sebagai perempuan sudah teraktualisasi secara maksimal?
- Apakah hasil karya kita sebagai perempuan adalah hasil perjuangan kita atau sekedar pemberian dari pihak tertentu?
- Apakah kita sebagai perempuan sudah membawa kehidupan bagi keluarga, komunitas, kelompok kerja, dan masyarakat?
Semoga refleksi ini dapat menggugah semangat para perempuan untuk terus maju, karena perempuan adalah pembawa kehidupan. Dibutuhkan banyak Kartini untuk menggulirkan kehidupan ini di muka bumi, tidak bisa hanya seorang diri.
Dirgahayu Perempuan Indonesia, Selamat Hari Kartini 2021.