Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjaga Warisan di Era Digital: Digitalisasi dan Pelestarian Budaya Nusantara

4 Juli 2025   09:36 Diperbarui: 4 Juli 2025   09:34 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Melestarikan budaya lewat goresan dan digitalisasi. (Sumber: Canva)

Oleh: Harmoko | Palembang, 4 Juli 2025

Saatnya Memeluk Masa Lalu Lewat Masa Depan

Di tengah derasnya arus teknologi dan globalisasi, budaya tradisional Nusantara ibarat perahu kecil yang terus berlayar di lautan algoritma. Kita hidup di era TikTok, big data, dan kecerdasan buatan, tetapi masih terselip suara gamelan di kejauhan, masih ada aroma malam dari batik yang hangat, dan masih ada kisah Panji yang menunggu didengar ulang, bukan hanya dibaca dari lembaran tua.

Pertanyaannya: apakah teknologi menjadi ancaman atau justru peluang? Apakah digitalisasi bisa jadi penyelamat, bukan perampas identitas?

Kekayaan Budaya yang Tak Tertandingi, Tapi Rentan Terlupakan

Indonesia bukan hanya negara kepulauan, tapi juga gugusan peradaban. Ada ribuan tradisi lisan, ratusan bahasa daerah, hingga warisan seni rupa dan pertunjukan yang turun-temurun. Namun, banyak yang kini sekarat dalam sunyi.

Sebut saja tarian daerah yang hanya hidup saat ada lomba 17-an, lagu rakyat yang tak lagi akrab di telinga generasi alpha, hingga tradisi tenun dan batik yang perlahan digantikan produksi massal pabrik tekstil.

Pelestarian budaya bukan hanya soal mempertahankan bentuk fisiknya, tapi juga jiwanya. Di sinilah digitalisasi bisa memainkan peran penting: bukan sekadar mengabadikan, tapi menghidupkan kembali.

Digitalisasi Bukan Sekadar Menyimpan, Tapi Menghidupkan

Mari kita luruskan: digitalisasi budaya bukan berarti membekukan budaya dalam bentuk file PDF atau koleksi Google Drive. Itu baru permulaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun