Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Money

Belajar dari Michael Jordan dan Euforia Pasar: Mengapa Harga Saham Harus Punya Batas

25 Mei 2025   09:35 Diperbarui: 25 Mei 2025   09:35 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku The Intelligent Investor Karya Benjamin Graham | Dokumentasi Pribadi | Diolah dengan Sistem Generative AI 

Di tengah geliat pasar saham yang terus bergerak dinamis, banyak investor tergoda untuk percaya bahwa perusahaan luar biasa layak dibayar dengan harga berapa pun.

Narasi "selama perusahaannya bagus, tak masalah berapa harga sahamnya" sering bergaung di ruang-ruang diskusi investasi. Namun, narasi ini bisa menyesatkan. 

Seperti ditegaskan dalam banyak literatur investasi klasik, harga selalu harus menjadi bagian dari pertimbangan, seberapa bagus pun kinerja perusahaan.

Mengambil analogi dari dunia olahraga, mari kita lihat Michael Jordan. Ia mungkin adalah pemain basket terbesar sepanjang masa. 

Chicago Bulls dengan senang hati membayarnya $34 juta per musim di masa jayanya. Namun, bisakah kita membayangkan Bulls membayar $340 juta, atau bahkan $3,4 miliar, untuk satu musim? Tentu tidak masuk akal. 

Ada batas ekonomi atas terhadap nilai yang bisa diberikan bahkan oleh seorang legenda seperti Jordan. Begitu pula dalam investasi saham --- sebaik apa pun perusahaan, harga saham yang dibayar tetap harus masuk akal secara logis dan rasional.

Optimisme yang Tak Terbatas: Ancaman Nyata di Pasar Modal

Pada akhir 1990-an, tepatnya menjelang puncak gelembung dot-com, dunia menikmati inflasi rendah dan pertumbuhan laba perusahaan yang luar biasa. 

Saat itu, banyak investor menjadi sangat optimistis. 

Mereka percaya bahwa era baru telah datang, di mana perusahaan-perusahaan digital akan menghasilkan pertumbuhan yang tak terbatas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun