Mohon tunggu...
Harmen Batubara
Harmen Batubara Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis Buku

Suka diskusi tentang Pertahanan, Senang membaca dan menulis tentang kehidupan, saya memelihara blog wilayah perbatasan.com, wilayahpertahanan.com, bukuper batasan .com, harmenbatubara.com, bisnetreseller.com, affiliatebest tools.com; selama aktif saya banyak menghabiskan usia saya di wialayah perbatasan ; berikut buku-buku saya - Penetapan dan Penegasan Batas Negara; Wilayah Perbatasan Tertinggal&Di Terlantarkan; Jadikan Sebatik Ikon Kota Perbatasan; Mecintai Ujung Negeri Menjaga Kedaulatan Negara ; Strategi Sun Tzu Memanangkan Pilkada; 10 Langkah Efektif Memenangkan Pilkada Dengan Elegan; Papua Kemiskinan Pembiaran & Separatisme; Persiapan Tes Masuk Prajurit TNI; Penyelesaian Perselisihan Batas Daerah; Cara Mudah Dapat Uang Dari Clickbank; Rahasia Sukses Penulis Preneur; 7 Cara menulis Yang Disukai Koran; Ketika Semua Jalan Tertutup; Catatan Blogger Seorang Prajurit Perbatasan-Ketika Tugu Batas Digeser; Membangun Halaman Depan Bangsa; Pertahanan Kedaulatan Di Perbatasan-Tapal Batas-Profil Batas Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Trigana Air, Jangan Menyerah

15 Februari 2010   11:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:55 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kalau anda ke perbatasan Kaltim,anda akan mengenail Trigana Air, pesawat yang telah melayani penerbangan di wilayah perbatasan tersebut dengan baik sekali.Tetapi yang namanya musibah, ya bisa saja terjadi, dan itu tidak mengenal waktu. Beratnya tantangan cuaca, pastilah semua yang mengerti arti penerbangan di wilayah perbatasan dapat mafhum, tetapi mereka telah melakoninya dengan setia hingga bertahun-tahun…sebagai yang sering bertugas di wilayah tersebut..saya ikut berduka..tetapi itulah..semoga Trigana kian kuat…dan meneruskan usaha dan missinya di wilayah itu demi membangun wilayah perbatasan.. dibwah ini adalah kutipan …peristiwa tersebut…

"Emergency landing (mendarat darurat),” teriak pramugari ATR-42 seri 300 milik Trigana Air di angkasa Kalimantan Timur, Kamis (11/2) siang yang cerah.

Pengumuman itu sontak membuat 46 penumpang amat cemas. Mereka tahu bencana mendekat. Pesawat oleng di atas rawa. Baling-baling dan mesin kiri mati, sedangkan yang kanan berasap. Nyawa ibarat telur di ujung tanduk.

Benarlah, pesawat itu akhirnya mendarat darurat di rawa Kampung Bone, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Lokasi pendaratan berada pada koordinat 000 58’ 38’’ Lintang Selatan dan 1170 01’ 20’’ Bujur Timur. Waktu pendaratan antara pukul 11.00 Wita dan pukul 11.30 Wita.

Akibat pendaratan itu, Tri Yanti (34) dan Husni Hamid (30), seorang penumpang, patah kaki. Mereka harus dioperasi dan masih dirawat di Rumah Sakit Pertamina, Balikpapan. Lima kru pesawat dan 44 penumpang lainnya lebih beruntung karena cuma cedera ringan. Kru pesawat tersebut adalah pilot Nur Solihin (48), kopilot Ahmad Maulana (37), mekanik Prasetyo (56), serta pramugari Saswieka (28) dan Ana Maria (36).

Tri Yanti menuturkan, saat mendarat darurat, pesawat berguncang karena menghantam rawa. Begitu kerasnya hantaman itu, lantai pesawat jebol sehingga lumpur berhamburan mengotori kabin dan semua orang di dalamnya. ”Kaki saya terantuk keras dan terjepit kursi, sampai-sampai tulang kaki kanan mencuat. Rasanya sakit sekali,” kata Tri Yanti di RS Pertamina, Jumat (12/2).

Hasil penelitian Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menunjukkan, pendaratan meninggalkan bekas sepanjang 393 meter dan selebar 3 meter. Sebelum berhenti, pesawat menghajar tiga parit dan permukaan rawa sehingga lantai jebol.

Kepala Bandara Temindung, Samarinda, Syamsul Bandri, mengatakan, pesawat naas itu seharusnya mendarat di Temindung pada Kamis pukul 11.30 Wita setelah meninggalkan Bandara Kalimarau, Tanjungredeb, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, pukul 10.50 Wita.

Namun, sebelum mendarat di Temindung, mesin sebelah kiri pesawat dilaporkan mati. Dengan satu mesin, pesawat mustahil dapat mendarat di Temindung sebab landas pacu terlalu pendek, yakni cuma 950 meter. ”Makanya, kami sarankan pesawat mendarat di Bandara Sepinggan, Balikpapan, yang tidak jauh dari Temindung,” kata Syamsul di Samarinda, Sabtu (13/2). Landas pacu Sepinggan 2.500 meter. Sepinggan sekitar 120 kilometer dari Temindung sehingga dapat dijangkau 15 menit dengan pesawat.

Keputusan agar pesawat melanjutkan penerbangan ke Balikpapan, meskipun akhirnya mendarat darurat, dinilai sebagai tindakan tepat. ”Kalau memaksa mendarat di Temindung, pesawat itu pasti menabrak permukiman serta hancur dan tentu korban jiwa banyak,” kata Wahyudi, pilot pesawat Cassa-212 milik maskapai Sabang Merauke Air Carter (SMAC), di Samarinda, Sabtu.

Pendaratan di rawa berpermukaan tanah agak gembur mengurangi risiko hancurnya pesawat. ”Namun, faktor yang sangat menentukan ialah kepiawaian pilot. Pendaratan darurat tanpa korban jiwa itu membuktikan Nur Solihin andal,” ujarnya.

Andaikata Temindung seperti Sepinggan, mungkin ATR-42 itu tidak perlu berakhir di rawa dan menjadi seonggok benda yang rusak. Sumber: MI/Ambrosius Harto Manumoyoso/15/2/2010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun