Menurut Philip Kotler, Hermawan Kertajaya dan Iwan Setiawan, Marketing 4.0 adalah pendekatan pemasaran yang mengkombinasikan interaksi online dan offline yang terjadi antara penjual dan konsumen. Marketing 4.0 juga mengembangkan konektivitas machine-to-machine dan artificial intellegence untuk meningkatkan produktivitas penjualan. Konsep ini sebenarnya sudah diperkenalkan sejak 2017 dalam buku berjudul "Marketing 4.0, Moving from Traditional to Digital" (Wiley, 2017).
Prediksi awal bahwa tren digitalisasi secara massive akan terjadi tahun 2025 di negara berkembang seperti Indonesia, ternyata mengalami percepatan yang luar biasa sebagai imbas pandemic Covid-19. Di tahun 2020 fenomena perkembangan digitalisasi menjadi lebih cepat menjangkau hampir semua lini bisnis. Dari Level Usaha Kecil Menengah sampai Start up yang terus bermunculan.
Yang menjadi pertanyaannya kemudian ialah ......
Apakah Anda sudah siap menghadapi perubahan yang begitu cepat?
Problem apa yang paling banyak ditemui oleh para pebisnis dan tenaga pemasar di era digital?
Bagaimana caranya untuk bisa beradaptasi, bertahan bahkan melejitkan omset dan profit dalam era yang semakin menantang ini?
Mau atau tidak mau perubahan itu sudah terjadi di sekitar Anda. Siap atau tidak siap perubahan itu sudah ada di hadapan Anda. Perubahan adalah sebuah keniscayaan, sunatullah atau bagian dari hukum alam. Perubahan dalam kehidupan kita tidak dapat terelakkan, pasti terjadi.
Mangapa di masa krisis ekonomi sekarang begitu banyak perusahaan gulung tikar, terjadi pengurangan karyawan, pemotongan gaji atau tunjangan, bahkan banyak merebak gelombang pemutusan hubungan kerja alias PHK? Masalah utamanya ialah karena menurunnya penjualan, berkurangnya transaksi jual beli dan tidak adanya cash flow yang masuk ke perusahaan atau bisnis yang digeluti.
Lantas apa Solusinya?
Inti dari Bisnis adalah Penjualan (selling)
Inti dari Penjualan adalah Prospek (traffic) Â