Mohon tunggu...
harkaman 123
harkaman 123 Mohon Tunggu... Guru - Lakukanlah apa yang kamu cintai, dan cintailah apa yang kamu lakukan

Belajar itu seperti kasih ibu, ia berlaku sepanjang masa.......

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Takdir Apel dan Jeruk

18 Januari 2020   08:38 Diperbarui: 21 Januari 2020   10:07 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyu di daratan dan di lautan (Sumber gambar: profauna dan kumparan)

Pernahkah anda memperhatikan bagaimana seekor penyu berjalan di pasir tepi pantai? Bandingkan, bagaimana ia berenang di lautan? Dia memang berjalan pelan di daratan, namun ia mampu berenang cepat di lautan (air).

Setiap orang diciptakan oleh Allah swt. sesuai dengan qudrahnya (ketentuan/kemampuan) dan menjalani hidup sesuai dengan ketentuan tersebut. Artinya, setiap orang dibekali oleh Pencipta Alam Semeseta kemampuan atau bakat yang berbeda-beda.

Katakanlah (Muhammad): "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya. (Al-Isr/17: 84)

Dari dulu hingga sekarang, penyu berjalan lambat di daratan dan berenang kencang di air. Karena bakat penyu sejak lahir adalah perenang yang hebat. Ketika ia berada di daratan potensi tersebut tidak tersalurkan. Bakat yang dimiliki akan tersalurkan bila ia berada di dalam air.

(Sumber Gambar: prilio.net & wordpress.com)
(Sumber Gambar: prilio.net & wordpress.com)

Analogi sederhana, ketika Allah menciptakan anda sebagai apel, maka jangan sekali-kali berpikir untuk menjadi sebuah jeruk. Sangat mustahil apel menjadi jeruk dan itu bertentangan dengan hukum alam, sebaliknya sebuah jeruk mustahil untuk menjadi sebuah apel. Demikian sudah menjadi garis tangan Tuhan yang tidak dapat diubah oleh manusia.

Kenyataannya, tidak sedikit orang yang berpikir untuk menjadi seperti ini dan itu karena melihat orang lain mampu begini dan begitu. Ia lupa bahwa Allah sudah memberikan suatu ketentuan (potensi) pada setiap orang. Kendati demikian, Allah tidak memberi tahu batas ketentuan yang dimiliki, sehingga manusia harus terus berupaya mencapai batasan tersebut.

Memang, apel tidak bisa menjadi jeruk, dan jeruk tidak menjadi apel, namun mereka berdua memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi buah yang manis dan sangat lezat. Juga, keduanya memiliki potensi untuk menjadi buah yang tidak berguna.

Pada dasarnya, setiap buah memiliki potensi yang manis, hanya saja ketika mereka terserang hama, maka ia akan rusak dan membusuk, sehingga ia tidak dapat dimakan atau dimanfaatkan.

Di dunia ini, tidak ada manusia yang tidak memiliki bakat dan potensi, yang ada adalah manusia yang tidak mampu menyalurkan potensi yang dianugerakan oleh Allah swt. kepada dirinya.

Apakah anda terlahir sebagai apel atau jeruk itu tidak penting, karena yang paling penting adalah bagaimana anda menjadi buah yang manis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun