Mohon tunggu...
Lyfe

Menyegerakan Persiapan Menikah

27 Oktober 2017   21:46 Diperbarui: 27 Oktober 2017   22:59 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menginjak usia 20 tahun topik mengenai pernikahan selalu asik diperbincangkan. Ketika satu-persatu teman sekolah maupun kuliah pada akhirnya melepas masa lajangnya membuat menikah seperti ajang balapan dengan pertanyaan yang tak asing lagi didengar oleh telinga generasi muda berjenjang usia 20 tahunan.

"Kapan nyusul?"

Apalagi di era media sosial seperti sekarang seringkali kita jumpai campaign-campaign berbau agama yang menyuarakan tentang pentingnya menyegerakan pernikahan. Sayangnya campaign semacam ini tak pernah dibarengi dengan ajakan untuk mempersiapkan pernikahan dengan matang baik secara mental, pola pikir maupun finansial. Asal ada niat, calon mempelai, restu orangtua dan penghulu maka pernikahan tinggal dilaksanakan dengan dalih melaksanakan perintah Tuhan dalam rangka ibadah. Bahkan baru-baru ini saya membaca artikel yang intinya tujuan pernikahan bukanlah hidup bahagia, melainkan untuk beribadah kepada Tuhan. Kalau begitu, saya menikah sebanyak-banyaknya saja, supaya mendapat pahala yang banyak.

Tak ada yang salah  memang, dari menyegerakan pernikahan. Akan tetapi untuk saya pribadi, pernikahan merupakan hal yang sakral. Saking sakralnya banyak hal yang harus dipersiapkan secara matang. Pernikahan berarti kita siap untuk menghabiskan sisa hidup kitabersama seseorang yang pada akhirnya menjadi pilihan kita. 

Dengan kata lain, selamanya. Pernikahan juga merupakan penyatuan dua keluarga dengan segala perbedaan sifat dan latar belakang. Tentu kita harus siap dengan konflik yang pasti terjadi disana. Konflik antar besan atau antara istri dengan mertua. Konflik klasik yang pasti terjadi dalam setiap rumah tangga. Dengan menikah juga berarti kita juga harus siap dengan tanggung jawab mengatur rumah tangga dan berperan sebagai orang tua. Bagi saya, pernikahan masih suatu hal yang menakutkan jika tak dipersiapkan dengan matang. Baik secara mental, pola pikir, maupun kemampuan finansial.

Sekedar pengingat saja bagi saya pribadi maupun rekan-rekan seumuran, tak ada salahnya menyegerakan menikah. Akan tetapi alangkah baiknya jika pernikahan yang disegerakan tersebut dipersiapkan pula dengan sebaik-baiknya. Sehingga kita juga memiliki kesiapan dalam mengatasi konflik dan goncangan yang akan datang. Kita semua tentu ingin pernikahan yang kita bangun dengan pasangan bertahan hingga ujung usia bukan? 

Dan lagi, jika pernikahan tak membuat kita bahagia lalu untuk apa? Saya yakin, Tuhan juga ingin kita hidup bahagia juga. Tapi kembali lagi ke diri kita pribadi apakah kita sudah benar-benar siap menghadapinya? Menikah itu memang mudah, tapi menjaga pernikahan tak pernah mudah. maka dari itu mari segerakan persiapannya.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun