Mohon tunggu...
Abdul Haris
Abdul Haris Mohon Tunggu... Bankir - Menulis Untuk Berbagi

Berbagi pemikiran lewat tulisan. Bertukar pengetahuan dengan tulisan. Mengurangi lisan menambah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Problem Ekonomi Tersembunyi Itu adalah Stunting

1 Desember 2023   22:05 Diperbarui: 2 Desember 2023   07:30 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pendampingan yang diberikan Tanoto Foundation dalam upaya mencegah stunting.(DOK. Humas Tanoto Foundation via kompas.com)

Sejak 2012 hingga 2035, Indonesia diperkirakan memasuki masa bonus demografi. Hal itu ditunjukkan dengan jumlah penduduk usia produktif yang mencapai dua kali lipat jumlah penduduk usia anak dan lanjut usia. 

Jumlah penduduk usia produktif yang besar menyediakan sumber tenaga kerja, pelaku usaha, dan konsumen potensial untuk percepatan pembangunan. Itulah kutipan hasil Analisis Profil Penduduk Indonesia yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik.

Bonus Atau Beban Demografi

Menurut pandangan saya, sesuatu dikatakan  bonus jika memang penambahan itu memberikan dampak yang positif. Semisal, bonus insentif yang merupakan tambahan dari gaji. Jika penambahan itu justru menjadi beban baru maka tentu tidak tepat dikatakan sebagai bonus.

Dikaitkan dengan demografi, semestinya itu menjadi bonus ketika penambahan penduduk benar-benar mampu memberikan kontibusi positif. Jika tidak, maka hanya akan menambah beban negara.

Penduduk yang mampu berkontribusi adalah sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kualitas baik. Untuk menghasilkan SDM yang berkualitas, diperlukan proses panjang. Proses yang dimulai dari dalam kandungan hingga kelak dewasa.

Banyak faktor yang menentukan selama perjalanan itu. Salah satu yang sangat penting adalah kesehatan. Isu kesehatan kerap menjadi perhatian yaitu stunting.  

Mengapa Stunting?

Awal kehidupan anak-anak adalah kesempatan terbaik untuk mendorong perkembangan fisik dan otak. Sudah banyak bukti yang menunjukkan, kurangnya nutrisi (malanutrisi) pada periode pertama itu memberikan konsekuensi terhadap kemampuan belajar dan produktivitas masa depan. 

Ketika anak-anak mengalami stunting, maka kondisi itu menunjukkan mereka kekurangan nutrisi untuk pertumbuhan. Termasuk, pertumbuhan organ vital otak.

Analisis dimaksud sebagaimana dikutip dari kajian UNICEF berjudul Child Stunting, Hidden Hunger, and Human Capital in South Asia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun