Mohon tunggu...
Haris Fauzi
Haris Fauzi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Penyuka Kajian Keislaman dan Humaniora || Penikmat anime One Piece.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hidup, Umur dan Perlombaan Menuju Sukses

14 April 2022   12:01 Diperbarui: 14 April 2022   12:09 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pekerja melewati Tugu Muda Semarang, berangkat menuju ke tempat kerja mereka || Sumber foto: Dokumentasi Pribadi

Umur 22, 23, 25, 27, 29, 32 dan berapa pun umur kalian, tidak menghiraukan standar kesuksesan milik orang lain. Hal yang terpenting adalah kamu berusaha untuk senantiasa bertumbuh sesuai kemampuanmu dan bagaimana kamu bisa menjalankan hidup yang baik versimu sendiri.

Life is a crisis. Everyone is facing different situations, you just have to remember yourself, do something good with what you know, be open to what you don't know, and embrace life fully. And it took several years for me to really understand that, fully cherish life, accepting risk, failures, bitterness, getting solutions and be happy for every small victories I made.

Tidak mengiraukan standar kesuksesan punya orang lain, karena setiap orang standarnya masing-masing selama kamu mau bertumbuh dan menjalankan prosesnya yang ada justru itu lebih baik yang kamu jalankan.

Setiap orang memiliki kesempatan untuk mengukir kisah suksesnya masing-masing. Sayangnya hanya karena terliat sulit, banyak orang yang lebih tertarik untuk mengekor dan mendengarkan cerita sukses orang lain dari pada menciptakan versi mereka sendiri.

Semua ada waktunya. Semua ada porsinya semua ada giliranya masing-masing. Berdamai dengan diri sendiri. Berdamai dengan ekspektasi. Jangan terlalu rendah agar terus termotivasi jangan terlalu tinggi. Nanti jatuhnya sakit.

Rasa-rasanya, tidak ada satu pun manusia yang punya kehidupan yang sempurna. Namun yang sering terjadi, banyak berlomba menjadi sesempurna mungkin meski tahu itu tidak akan pernah terjadi. Sisanya, memilih menikmati apa yang sudah Tuhan siapkan buat mereka.

Pohon buah yang berdaun lebat tapi tidak berbuah, pada akhirnya akan ditebang lalu ranting-ranting juga daun keringnya akan dibakar habis. Jika kamu sudah bertumbuh subur, berbuah lah.

Mungkin yang kamu upayakan dengan sungguh-sungguh belum memberi hasil seperti yang kamu harapkan. Namun jangan rendah diri, jik hari ini kamu terus berusaha menjadi lebih baik dibanding dirimu sendiri kemarin.

Berserahlah pada Tuhan Yang Maha Segalanya. Lakukan bagianmu dengan sebaik-baiknya, sisanya biar Tuhan yang selesaikan. Terima kasih diri karena kamu terus berjuang hingga saat ini.

"Apabila sesuatu yang kamu senangi tidak terjadi maka senangilah apa yang terjadi" - Ali bin Abi Thalib

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun