Al-Quran tidak diturunkan pada suatu tempat dan masa yang hampa nilai, namun turun dalam masyarakat yang memiliki suatu nilai budaya dan sosial.Â
Di kawasan Timur Tengah pada masa tersebut sudah memiliki kekuatan yang besar memiliki pengaruh yang luas, yaitu Romawi Kristen, Persia Majusi dan kerajaan-kerajaan kecil di Arabia Selatan.
Diantaranya kisah-kisah umat terdahulu adalah tentang kisah pembangunan Kabah yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim As dan Nabi Ismail As. Pembangunan kabah pertama kali pada masa Nabi Adam As dan menjadikannya sebagai tempat ibadah untuk menyerukan ajaran tauhid di daerah Mekkah al Mukaromah.Â
Risalah yang dibawa dan disampaikan oleh Nabi Ibrahim AS beserta keluarganya lambat laun berganti dengan ajaran syirik dan meyembah Tuhan banyak. Hal ini berlangsung dalam kurun waktu yang tidak spesifik artinya tidak ada bukti yang mumpuni yang menjelaskan tentang berapa lama ajaran Tauhid Nabi Ibrahim As masih diyakini oleh penduduk Makkah, dan bagaimana kronologi pergantian ajaran tauhid tersebut.
Melegitimasi Bentuk Pengkultusan Diri
Ada pendapat yang menyatakan bahwa asal mengapa orang Arab menyembah berhala adalah kebiasaan mereka yang sebelum meninggalkan kota Makkah mengambil bebatuan di sekeliling kabah dengan tujuan menghormati tempat suci tersebut beserta kota Makkah. Kemanapun mereka tinggal, mereka meletakkan batu tersebut dan lalu mengeliling batu tersebut.Â
Namun secara perlahan yang mereka sembah adalah batu-batu tersebut. Menyekutukan Allah atau menyembah Tuhan banyak menjadi kepercayaan yang tumbuh di tengah masyarakat Arab sebelum risalah Nabi Muhammad datang, hal ini sangat bertolak belakang dengan ajaran Tauhid Islam dan berusaha untuk dihilangkan oleh Nabi.Â
Kita tentu mengerti bahwa mayoritas penduduk Arab sebelum islam datang adalah penyembah patung dan berhala. Sebagaimana Al-Quran menginformasikan beberapa nama berhala masyarakat kafir Quraisy terdahulu, antara lain Lata, Al- Uzza, dan Manah.
Penyebab perilaku meyekutukan ketauhidan tersebut memiliki faktor yang secara signifikan mempengaruhi yaitu: Pertama, hasrat manusia akan sesuatu yang lebih tinggi dimana ia selalu berada ketika diperlukan, semisal untuk meramalkan masa depan, berkeluh kesah dan meminta pertolongan.Â
Kedua: Ketergantungan akan mengagungkan pembesar yang sudah mati, baik kepala suku ataupun leluhur, lalu dibuatkanlah patung yang menjadi perwujudan mereka dan diperuntukkan sebagai bentuk simbol penghargaan.Â