Mohon tunggu...
Haris Herdiansyah
Haris Herdiansyah Mohon Tunggu... Dosen - penulis adalah dosen tetap fakultas humaniora, President University, peneliti sekaligus penulis buku Metodologi Penelitian Kualitatif.

Dosen Tetap Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Humaniora, President University. Peneliti dan Penulis buku Metodologi Penelitian Kualitatif

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Konsep Sukses Ala Milenial

11 Desember 2019   14:50 Diperbarui: 11 Desember 2019   15:02 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Tahukah anda bahwa Albert Einstein (14 Maret 1879 -- 18 April 1955), fisikawan terkenal asal Jerman yang menemukan teori relativitas mendapatkan nobel Fisika atas teorinya tersebut pada tahun 1921 dimana saat itu Einstein genap berusia 42 tahun? Jauh sebelum Einstein, ada tokoh lainnya yang terkenal adalah Isaac Newton (25 Desember 1642 -- 20 Maret 1726) seorang matematikawan, ahli fisika, teologis, dan ahli astronomi berkebangsaan Inggris diakui teorinya oleh dunia pada tahun 1687 dimana ia berusia 45 tahun. Harland David Sanders atau yang lebih populer dikenal dengan sebutan Colonel Sanders (9 September 1890 -- 16 Desember 1980) seorang pebisnis/entrepreneur berkebangsaan Amerika, pendiri Kentucky Fried Chicken (KFC), mencapai puncak kesuksesannya ketika berusia 65 tahun. Yang unik adalah, ia melakukan ribuan eksperimen selama 9 tahun untuk menemukan resep otentik ayam goreng KFC yang saat ini bisa kita nikmati di KFC. Dan masih banyak lagi contoh-contoh orang sukses yang kesuksesannya dicapai ketika usia mereka berada di usia yang sudah tidak lagi muda.

Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah pola dan konsep kesuksesan seperti yang dicapai oleh para tokoh besar diatas masih relevan untuk diterapkan oleh millennial di masa sekarang dimana dunia sudah berubah bentuk menjadi dunia yang berbasis internet, dunia yang semakin cepat berubah, cepat bergerak, serba instant, dan mempunyai hukum rimbanya sendiri dimana yang bergerak lambat akan tergilas dan tertinggal dengan yang tercepat hingga pada akhirnya akan gugur dan mati terkapar. Beberapa konsep sukses ala millennial akan diulas sebagai berikut;

Konsep Sukses 1. Sukses semuda mungkin

Coba lihat fenomena yang terjadi sekarang, banyak pengusaha sukses, pebisnis yang berhasil, dan entrepreneur yang usianya masih relatif muda, bahkan sebagian masih baru memasuki masa dewasa awal sekitar usia 21 tahunan. Bahkan sekelas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pun diamanahkan kepada seorang anak muda -- Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A yang saat ini usianya masih 35 tahun. Sebuah usia kesuksesan yang sangat jomplang dengan tokoh tokoh pada beberapa dekade lalu yang didominasi oleh orang-orang yang sudah relatif matang secara usia.

Masa depan saat ini menjadi lebih dekat, karena orang dapat menjadi sukses diusia yang sangat muda. Pertanyaan populer para orangtua yang dialamatkan kepada anak-anak "nak, kalau nanti sudah dewasa mau jadi apa?" sudah tidak lagi relevan dan perlu di rombak karena tidak perlu menunggu hingga fase dewasa jika di masa remaja pun kesuksesan sudah dapat diraih.

Millennial merupakan generasi manusia yang lahir pada rentang sekitar tahun 1984 hingga tahun 2000. Generasi ini dianggap unik karena karakternya yang kreatif dan inovatif. Mereka juga mempunyai perspektif yang khas dalam memandang dunia. Berkat kecanggihan teknologi yang mendukungnya, dunia seakan ada dalam genggaman generasi millennial. Karena setiap generasi pasti membawa karakter tertentu, maka karakter millennial pun harus disesuaikan dengan kondisi jaman dimana mereka tumbuh saat ini.

Generasi Millennial mudah beradaptasi dengan kondisi jaman saat ini. Gadget yang mereka miliki mempermudah mereka mempelajari apapun dalam waktu yang sangat singkat. Mereka menjadi sangat mudah dalam belajar dan menguasai sesuatu, karenanya kematangan mereka dalam berkreatif dan berproduktif menjadi lebih cepat. Cara belajar pola lama atau pola yang dipakai oleh generasi sebelumnya sudah kurang cocok dengan karakter millennial. Sudah sangat sedikit dari mereka yang mempelajari sesuatu dengan cara membaca buku seperti yang dilakukan oleh generasi sebelumnya. Apapun yang mereka butuhkan sudah tersedia di dunia maya. Apapun yang ingin mereka kuasai dan pahami, hanya sebatas mencarinya di google atau di youtube maka seketika itu juga informasi tentang hal tersebut sudah dapat mereka miliki. Maka tak heran ketika Millennial mampu mencapai kesuksesan di usia yang muda. Maka konsep kesuksesan yang pertama adalah sukses semuda mungkin.

Konsep sukses 2. Sukses bersama-sama dalam tim

Lihatlah tokoh tokoh besar dunia yang sukses, selalu saja individu-individu tunggal alias soliter. Hampir tidak ada kesuksesan yang diraih bersama-sama dalam tim. Seseorang menjadi ahli atau menguasai keterampilan tertentu seorang diri. Demikian juga dengan caranya dalam belajar, selalu belajar dengan metode mandiri alias soliter. Pola belajar ala konvensional ini mensyaratkan waktu yang lama dalam menguasai sesuatu karena semua yang dipelajari dan dikuasai, harus dikunyah dan dicerna seorang diri.

Konsep sukses kedua ala millennial adalah sukses bersama-sama dalam tim. Kesuksesan akan lebih cepat diraih jika dilakukan bersama. Setiap orang dapat lebih fokus pada porsinya dan bidangnya masing-masing sementara bagian lainnya dikerjakan dan dikuasai oleh orang lain. Salah satu ciri khas dari kelompok millennial adalah mereka solid dalam kelompoknya. Millennial adalah makhluk yang sangat sosial dan sangat bergantung dari kelompoknya. Kesolid-an inilah yang dapat dijadikan kekuatan untuk maju, berkembang, dan sukses bersama.

Karakter sosial ini adalah bawaan dari lahir, sehingga jika ada orangtua yang menuntut anak-anaknya untuk menjadi yang terbaik yang membedakan antara anak dengan anak lainnya, yang mendorong anak untuk berkompetisi secara tunggal untuk mengalahkan teman-temannya secara akademik, olahraga atau apapun, pola tersebut sudah tidak bisa lagi diterapkan pada anak millennial. Jangan pisahkan millennial dengan kelompoknya. Biarkan millennial berkembang bersama, maju bersama dan sukses bersama dalam tim atau kelompok sosialnya. Orangtua cukup memantau dan mengingatkan agar pergaulannya dan kelompok sosial anaknya bukan kelompok sosial yang negatif dan tidak menjurus ke arah yang negatif. Disisi lain, orangtua perlu tahu siapa saja kelompok sosial anaknya, dan bagaimana pergaulannya agar tidak terbawa kepada arus kelompok yang negatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun