Ajakan aksi kepada masyarakat (publik) untuk mengepung gedung DPR RI Jakarta pada hari jum'at 29 September 2017 mulai marak disosialisasikan melalui media sosial dan WA group dikelompok-kelompok sosial masyarakat. Isu yang diangkat adalah penolakan terhadap Perpu Ormas dan isu kebangkitan PKI agar disambut oleh masyarakat (publik)dengan memodifikasi sejarah kelam soal PKI dan isu kekinian dengan keluarnya Perpu Ormas yang bertujuan membubarkan ormas yang tidak mengakui Dasar Negara Indonesia yaitu Pancasila.
Aksi-aksi dengan menggunakan angka-angka diawali dari aksi 411, 212 sampai dengan aksi nanti 299 dan mayoritas diikuti masyarakat muslim. Aksi yang diikuti oleh kelompok mayoritas muslim harus disikapi secara bijak karena sudah final bangsa Ini membangun konsensus dalam bingkai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.Â
Jangan sampai aksi 299 ditunggangi oleh kelompok yang bertentangan dengan tujuan berbangsa dan bernegara, salah satunya adalah HTI yang menolak dasar negara Indonesia dan memperjuangkan khilafah. Padahal gerakan yang dilakukan HTI sudah bertolak belakang dari kehidupan masyarakat (publik) Indonesia yang berhaluan Pancasila. Jangan sampai masyarakat (publik) khususnya kaum muslim terprovokasi oleh gerakan dan aksi massa yang diarahkan memberikan dukungan kepada HTI yang anti Pancasila.
Akan ada pihak-pihak yang bermain diair keruh untuk memecah belah bangsa Indonesia, dan HTI salah satu kelompok yang bermain dalam air keruh untuk memenangkan perjuangannya menuju khilafah. Dan HTI akan memanfaatkan setiap momentum yang ada, bila perlu saling mengadu domba antara kelompok muslim dibangsa ini.
Oleh karena itu mari kita jaga persatuan dan kesatuan diantara anak bangsa dengan memegang teguh kesepakatan yang tertuang dalam Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, sudah cukup darah dan air mata para pendiri bangsa yang mempertahankan Indonesia tercinta. Kita harus menjaga meneruskan cita-cita tersebut sesuai Pembukaan UUD 1945 dan 5 (Lima) sila Pancasila.